Bogor (ANTARA) - Yayasan Pusat Pentaheliks Ilmuwan Pertanian Indonesia mengupayakan pembentukan sikap positif masyarakat terhadap kelapa sawit dengan menyisipkan materi pembelajaran ke berbagai institusi pendidikan mulai dari formal, nonformal hingga informal.
 
"Sawit bisa menyelamatkan perekonomian Indonesia melalui pendidikan berkelanjutan," kata Ketua Umum Yayasan Pusat Pentahelix Ilmuwan Pertanian Indonesia Paristiyanti Nurwardani saat diwawancarai di sela kelompok diskusi terpumpun di Bogor, Jawa Barat, Kamis.
 
Paristiyanti mengatakan peran tenaga pendidik sangat penting dalam menanamkan sikap positif sejak dini terhadap sawit.
 
Yayasan Pentahelix akan masuk ke berbagai pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, diplomat hingga perguruan tinggi dalam melakukan kampanye agar masyarakat dapat memandang baik ihwal kelapa sawit.
 
Pada semester I 2024, proyek percontohan kampanye sawit ke lembaga pendidikan bakal digelar di lima sentra kelapa sawit di Indonesia, yaitu dua sampai tiga kegiatan berlokasi di Pulau Sumatra, sebanyak satu sampai dua kegiatan di Kalimantan, masing-masing provinsi di Pulau Jawa ada satu kampanye, dan juga di Sulawesi.
 
"Kalau (kampanye) ini bagus responnya, kami ekspansi ke 36 provinsi pada semester II 2024. Mudah-mudahan ini bisa memberikan kontribusi agar ekonomi kita tidak goncang hanya karena sikap negatif," kata Paristiyanti.
   
Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, sehingga komoditas ini sangat penting bagi perekonomian.
 
Kontribusi kelapa sawit sepanjang rantai distribusi dari hulu sampai hilir sekitar 6-7 persen terhadap produk domestik bruto Indonesia.
 
Pada 2018, total produksi minyak sawit mencapai 47,4 juta ton dengan komposisi ekspor mencapai 80,7 persen dari total produksi komoditas perkebunan tersebut.
 
Luas kebun sawit di Indonesia mencapai 14,03 juta ton dengan angka penyerapan tenaga kerja lebih dari 16 juta orang. Komposisi tersebut terdiri dari 12 juta orang pekerja langsung dan 4 juta petani di perkebunan.
 
Paristiyanti mengungkapkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta Kementerian Agama untuk melakukan kampanye tentang sawit ke berbagai lembaga pendidikan di Indonesia.
 
Konsep kampanye yang dilakukan adalah menyisipkan sikap positif terhadap sawit ke dalam mata kuliah di perguruan tinggi. Ketika mahasiswa melakukan pengabdian kepada masyarakat, mereka dituntut menyampaikan berbagai informasi positif tentang sawit.
 
Sedangkan, konsep kampanye ke para pelajar, seperti PAUD dan TK dibuat dengan berbagai kompetisi mengenai kelapa sawit mengingat berbagai peralatan yang manusia pakai berupa sabun, makanan, hingga tempat tidur terbuat dari olahan kelapa sawit.
 
"Tidak ada satu pun langkah kita dari bangun pagi sampai tidur tanpa kelapa sawit, itu jarang diketahui oleh anak-anak, maka kami akan melakukan kampanye melalui kompetisi membuat video tentang kelapa sawit dalam kehidupan sehari-hari," kata Paristiyanti.
 
Komite Penelitian dan Pengembangan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Bustanul Arifin memaparkan ada enam strategi membangun reputasi sawit Indonesia, di antaranya cermat dalam keputusan kebijakan luar negeri, pencarian pasar minyak sawit baru di Asia Timur hingga Asia Tengah.
 
Kemudian, pendampingan dan pemberdayaan petani untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit, promosi kelapa sawit sebagai investasi masa depan, dan membangun diplomasi 'sawit baik' melalui benchmark kepada Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE CEPA).

Baca juga: Menko Perekonomian: Industri sawit beri kontribusi ketahanan pangan
Baca juga: Gapki: Peremajaan sawit bantu tingkatkan ketahanan industri sawit

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023