Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis mata sekaligus peneliti di Universitas Indonesia Dr. dr. Elvioza, SpM(K) mengatakan bahwa penyakit diabetes melitus yang tidak terkendali dapat mengakibatkan Diabetik Makular Edema (DME) yang berujung pada kebutaan.

“Kadar gula darah yang tidak terkontrol itu bisa menyebabkan komplikasi ke mana-mana, karena diabetes adanya di darah, semua organ bisa kena,” kata Elvioza dalam diskusi medis mengenai kesehatan mata di Jakarta, Kamis.

DME merupakan penyakit mata serius pada pasien dengan diabetes melitus, kata Elvioza. Ia menjelaskan bahwa DME terjadi ketika terdapat kebocoran cairan ke pusat makula dan menyebabkan pembengkakan.

Baca juga: Cegah komplikasi berat diabetes melitus pada anak dengan deteksi dini

Baca juga: Apakah pasien diabetes boleh konsumsi gula pasir sebagai pemanis?


Makula adalah area yang sensitif terhadap cahaya dan bertanggung jawab untuk memastikan tajamnya penglihatan.

Cairan di makula, kata dia, bisa menyebabkan kehilangan penglihatan yang parah atau kebutaan.

“Hampir pasti akan buta,” kata Elvioza.

Adapun empat faktor risiko yang dapat menyebabkan DME adalah kontrol glikemik yang buruk, memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi, menderita diabetes selama lebih dari 15 tahun, bahkan berusia 20-79 tahun juga termasuk ke faktor risiko yang dapat menyebabkan DME.

Dengan demikian, kata Elvioza, DME dapat menyerang individu yang berusia produktif apabila sosok tersebut merupakan penderita diabetes melitus dengan pola hidup yang tidak sehat.

“Penyakit diabetes ini penyakit yang tidak bisa sembuh, tetapi bisa dikontrol. Jadi, nggak ada istilah sembuh, adanya istilah terkontrol dan tidak terkontrol,” ucapnya.

Elvioza menambahkan, banyak pasien yang menderita diabetes melitus selama puluhan tahun, tetapi tidak terserang DME. Hal tersebut, kata dia, karena pasien tersebut menjalani pola hidup yang sehat.

“Boleh saja diabetes, tetapi kalau terkontrol dengan baik sehingga tidak terjadi komplikasi. Banyak pasien saya kena diabetes 30, 40 tahun, tetapi dia sehat-sehat saja,” kata Elvioza.

Baca juga: Faktor genetik memiliki risiko 7 kali lipat menderita diabetes

Baca juga: Perubahan perilaku jadi faktor banyaknya penderita diabetes usia muda

Baca juga: Penderita diabetes perlu waspada jika ingin pedikur

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023