Bandung (ANTARA News) - Kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghadiri acara pembukaan Jambore Nasional (Jamnas) 2006, di Buper Letjen (Purn) DR (HC) Mashudi, Jatinangor, Sumedang, Minggu disambut aksi unjuk rasa mahasiswa. Aksi unjuk rasa terjadi di dua lokasi, yakni Pangkalan Damri (Pangdam) atau pintu masuk ke arah lokasi Jamnas yang dilakukan oleh sekitar 50 orang dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Bandung dan FSDLK Bandung Raya. Sementara aksi unjuk rasa di depan kampus Universitas Winayamukti (Unwim) digelar oleh sekitar 50 orang dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unwim, BEM Uninus, BOR, FKMJ, LMND, dan Jaman. Pengunjuk rasa telah mempersiapkan aksi sejak Minggu pagi, karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan melewati jalan yang memisahkan antara kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Unwim tersebut. Tema yang diusung oleh KAMMI dan FSDLK sendiri, antara lain mendesak Indonesia untuk mempelopori bangsa-bangsa di dunia untuk aksi solidaritas terhadap Palestina dan Libanon serta mengecam agresi militer Israel, keberpihakan Amerika Serikat (AS) atas pelanggaran HAM itu. Sedangkan massa BEM mengangkat isu soal permintaan kepada pemerintah agar segera menangkap dan mengadili para koruptor. Aksi kedua massa diwarnai yel-yel sembari di bawah penjagaan ketat yang sejak Minggu pagi telah bersiap-siap menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara pembukaan Jamnas. Namun ketika rombongan kendaraan kepresidenan melewati jalan itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terlihat menyambut aksi dengan melambaikan tangan kepada pengunjuk rasa. Koordinator Lapangan (Korlap) unjuk rasa KAMMI dan FSDLK Bandung Raya, Eri, mengatakan aksi unjuk rasa tersebut menuntut kepada pemerintah untuk memperhatikan penderitaan rakyat Palestina dan Libanon yang diserang agresor zionis Israel. "Kami menuntut pengiriman tentara perdamaian di Palestina dan Libanon, serta menyerukan kepada semua warga Indonesia untuk menjadikan hari Jumat sebagai Hari Berkabung Nasional," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006