Bogor (ANTARA News) - Tempat parkir  bawah tanah di pusat-pusat perbelanjaan dan kantor pemerintahan dapat dimanfaatkan sebagai retensi banjir di wilayah Jakarta seperti "smart tunnel" (terowongan pintar) yang diwacanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta..

"Jakarta bisa mengadopsi penanganan banjir seperti di Jepang, areal parkiran bawah tanah milik pusat perbelanjaan dan perkantoran bisa dimanfaatkan sebagai retensi banjir," kata Profesor Hidrologi Sumber Daya Air, Departemen Geofisika dan Meteorologi, FMIPA IPB, Hidayat Pawita  kepada wartawan di Kampus IPB Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin.

Menurut Prof Hidayat, di Jakarta banyak kapasitas retensi banjir yan tidak dioptimalkan dengan baik.

"Di Jakarta itu ada ratusan gedung parkir bawah tanah baik itu milik pemerintah maupun milik swasta," katanya.

Prof Hidayat menyebutkan, pemanfaatan areal pakir bawah tanah tersebut harus dilengkapi oleh sistem peringatan dini.

"Jadi pada saat banjir datang, kendaraan yang ada di parkiran bisa keluar dari basement, dan parkiran bisa dimaafkan untuk retensi air banjir, air yang masuk nantinya dialirkan ke saluran pembuangan," katanya.

Menurut Prof Hidayat, cara ini telah diterapkan oleh negara Jepang. Begitu juga dengan Malaysia yang mencotoh "smart tunnel".

"Tapi kita tidak perlu 'smart tunnel' karena itu hanya untuk banjir kiriman. Optimalnya kita menggunakan ruang terbuka biru dan ruang terbuka hijau," ujarnya.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013