Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mendorong pengembangan potensi di daerah Malang, Jawa Timur, dengan membuka jejaring internasional melalui The SEMERU Project atau Supporting the Exposure of Malang Economic Resources and Universities.

The  SEMERU Project terdiri dari delapan diplomat peserta diklat Sekolah Staf dan Pimpinan Kemlu RI (Sesparlu) Angkatan ke-73, yang telah berada di Malang sejak Senin (30/10).

"Saya berharap kegiatan ini hanya merupakan awal saja," kata Direktur Sesparlu Kemlu RI Yudho Sasongko sebelum mengakhiri rangkaian acara yang berlangsung hingga 2 November, melalui rilis pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

The SEMERU Project memilih Malang karena Malang adalah kota terbesar kedua di Jawa Timur, dan dinilai telah siap untuk go-internasional.

Sesuai dengan namanya, The SEMERU Project menargetkan dua potensi Malang untuk disambungkan dengan jejaring internasional, yaitu di bidang pendidikan dan UMKM.

Untuk bidang pendidikan, The SEMERU Project bermitra dengan Universitas Negeri Malang (UM). UM yang dulu dikenal sebagai IKIP Malang, saat ini tengah giat mengembangkan kerja sama dengan sejumlah universitas di dunia.

UM berhasil menandatangani dua Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU), masing-masing dengan University of Cambodia (UC) pada 31 Oktober 2023, dan Royal University of Phnom Penh pada 2 November 2023.

Sebagai bagian dari dimulainya kerja sama dengan Kamboja, kuliah gabungan atau Joint Lecture diselenggarakan pada 2 November 2023, dibuka oleh Wakil Rektor bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni UM, Ibrahim Bafadal.

"Bagi UM, ini adalah momen historis, karena kerja sama dengan Kamboja sebelumnya masih sporadis. Bersama dengan Kemlu, kolaborasi akan lebih berdampak," kata dia.

Duta Besar Indonesia untuk Kamboja Santo Darmosumarto dan perwakilan Kedutaan Kamboja di Jakarta juga turut hadir secara daring dalam kegiatan itu. "Inisiatif ini turut memperkuat hubungan bilateral di bidang pendidikan," kata Dubes Santo dalam sambutannya.

Joint Lecture membahas dua tema utama yaitu Strengthening the People-Centered ASEAN toward Post ASEAN Vision 2025, ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (AIPR), dan Opportunities for Collaboration on the Halal Food Industry between Indonesia and Cambodia.

Sementara itu, untuk bidang UMKM, The SEMERU Project bermitra dengan Asosiasi Kopi Sridonoretno, penghasil Kopi Dampit Robusta, yang berasal dari tiga desa yang menjadi akronim nama “Sridonoretno”, yaitu Desa Srimulyo, Desa Sukodono, dan Desa Baturetno.

Kopi Dampit Robusta merupakan kopi khas daerah Dampit, Malang, yang memiliki khas aroma karamel dan coklat karena ditanam di tanah vulkanik pada ketinggian 900 m.

Peningkatan komoditas itu diharapkan akan mendorong salah satu kopi khas di daerah Indonesia menjadi kopi unggulan seperti kopi Gayo dan Toraja, dan nama “Sridonoretno” dapat menjadi indikasi geografis.

Dengan difasilitasi Malang Creative Center, The SEMERU Project menyelenggarakan diskusi yang salah satunya menghadirkan CEO Trunk Coffee, Yasou Suzuki, yang juga salah satu barista terkemuka dan influencer kopi di Jepang.

"Yang penting adalah membuat cita rasa Kopi Dampit dihargai komunitas kopi terlebih dahulu," kata Suzuki.

Selain diskusi, The SEMERU Project juga berkunjung dan berdiskusi dengan Kepala Desa Sri Mulyo, M. Mukhlis, untuk melihat perkebunan dan fasilitas pengolahan kopi, serta menggali potensi cerita yang mungkin menjadi daya tarik dalam pengembangan kopi tersebut.

Baca juga: Bea Cukai Malang Asistensi Keberhasilan Ekspor Perdana Jahe Ke Uni Emirat Arab
Baca juga: IKA UB fokus bantu alumni muda masuki dunia kerja

Pewarta: Katriana
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023