... bukan hanya kelalaian namun teror bagi para jurnalis... "
Batam, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Jurnalis Kota Batam, Selasa pagi, memproptes sikap agresif oknum polisi saat menjaga demonstrasi menolak kenaikan harga BBM bersubsidi di berbagai daerah sehingga beberapa pewarta mengalami luka.

"Polisi tidak boleh lagi menggunakan kekerasan saat mengamankan unjukrasa. Apalagi hingga menembakkan peluru tajam sehingga sejumlah pendemo dan wartawan yang melakukan peiputan terluka," kata Sekertaris Ikatan Jurnalis Televisi Indopnesia (IJTI) Kepulauan Riau, Agus Siswanto, saat menggelar unjukrasa di Simpang Jam Kota Batam.

Ia mengatakan, dalam demonstrasi di berbagai daerah, Senin (17/6), sejumlah pewarta menjadi koprban kekerasan oknum aparat pengamanan.

Tiga jurnalis yang celaka itu ialah Nugroho Kusumawan (Trans-7 di Jambi), Roby Kelerey (Mata Publik di Ternate) dan Suari (Buton Pos di Buton). Suari dianiaya oleh oknum Satpol PP di sana.

"Ia juga menyerukan agar insiden di tiga kota itu diusut tuntas agar tidak terulang lagi. Ini sudah kesekiankalinya kasus kekerasan menimpa wartawan," kata dia.

Sementara itu, sekjen AJI Kota Batam, Nikolas Panama, mengatakan, aksi oknum anggota Poplri tersebut sebagai bentuk teror bagi para wartawan.

"Ini bukan hanya kelalaian namun teror bagi para jurnalis," kata dia. 

Pewarta: Larno
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013