JAKARTA (ANTARA) - Sebagian besar orang gemar bersusah payah mendandani diri demi mencapai standar rupawan. Sayangnya, tanpa disadari, upaya memperbaiki tampilan dilakukan dengan menganiaya raga dari ujung rambut hingga kaki demi menghadirkan keelokan sesaat, tapi berefek bagi kesehatan tubuh. Lantas bagaimana cara mendapatkan penampilan menawan tanpa menyiksa badan?

Bagi banyak orang, penampilan fisik menjadi hal utama yang memperoleh perhatian dalam porsi besar. Tidak hanya berlaku pada para selebritas yang memang membutuhkan tampilan visual rupawan untuk menunjang profesi. Masyarakat biasa pun juga memiliki perhatian yang lebih dalam hal penampilan, hingga mengupayakan pembiayaannya sebagai anggaran utama, bahkan kadang mengalahkan kebutuhan pokok sehari-hari.

Seolah kurang terima dengan apa yang Tuhan anugerahkan atas tubuh yang sempurna, nyaris semua anggota badan mendapatkan sentuhan perbaikan. Rendahnya tingkat penerimaan diri menjadi faktor pendorong tingginya angka kunjungan ke salon dan klinik kecantikan. Bukan sekadar melakukan perawatan diri sebagai manifestasi rasa syukur terhadap penciptaan sesosok raga tanpa cela, melainkan upaya untuk mengubahnya menjadi sosok baru yang berbeda dari aslinya.

Sosok asli ciptaan dari “pabrikan” kerap dianggap terlalu biasa, sehingga harus dipermak dengan berbagai teknologi paling mutakhir, dari teknik laser hingga operasi bedah plastik. Mungkin hasil awalnya tampak memesona, namun tak berapa lama tubuh bereaksi atas tindakan malaprosedur itu. Di kemudian waktu, mereka yang mengikuti obsesi mengubah penampilan diri pun perlahan memanen efek samping yang merusak rupa fisik lebih buruk dari aslinya.

Tuhan telah menciptakan sesosok manusia dengan perhitungan yang amat matang hingga detail-detail terkecil, semua telah sempurna dan proporsional. Seperti ukuran dan model wajah, terkait dengan bentuk mata, alis, hidung, bibir dan lain sebagainya. Begitu pun dengan panjang lengan, kaki hingga jari-jemari yang sesuai dengan ukuran tinggi dan besar badan. Maka segala usaha untuk mengubahnya, akan berakhir dengan hasil yang tampak aneh, karena merusak setelan pabrikan.

Di Indonesia, sejumlah selebritas mengaku telah melakukan operasi plastik dengan menjalani bedah estetis (kosmetik) untuk memperindah penampilan. Satu di antara mereka melakukan operasi silikon pada dagu, bibir, kelopak mata, dan hidung di tahun 90-an hingga 2010.

Akibatnya, si artis senior itu kini menjalani operasi pengangkatan silikon puluhan kali demi terhindar dari kanker kulit, dan operasi itu akan terus berlangsung sepanjang hidupnya, karena silikon sudah masuk ke dalam jaringan tubuh perempuan berusia 67 tahun itu.

"Banget, banget, ya nyesel lah, namanya, ya Allah (mau cantik). Iya benar kecantikan adanya di hati. Kalau hati cantik dijamin ke muka cantik," ujar si artis, menyesal.
 

Introspeksi diri

Yang dilakukan artis perempuan terhadap wajahnya memang cukup ekstrem, menjalani operasi silikon selama 20-an tahun, dan ia harus menuai dampaknya hingga kini dan seterusnya, diperkirakan sampai menutup mata kelak.

Yang kebanyakan orang lakukan terhadap tubuhnya mungkin tidak seekstrem artis senior itu, tetapi bila kita telisik lebih teliti, banyak ikhtiar untuk memperelok penampilan, dilakukan tanpa mengindahkan hak tubuh untuk tidak disakiti.

Kita mulai dari kepala di mana terdapat mahkota bernama rambut. Di salon kecantikan, rambut mendapat perlakuan bermacam-macam: dicat, dicatok, dikeriting, disulam, disasak, dikeringkan dengan alat pengering rambut bersuhu panas. Penggunaan bahan-bahan kimia dan peralatan listrik bersuhu tinggi amat lazim dilakukan terhadap rambut. Perlakuan itu bisa mengakibatkan rambut kering, kusam, rontok, mengubah tekstur rambut, dan merusak akar rambut, serta menyebabkan alergi pada kulit kepala.

Sementara cat rambut biasanya mengandung bahan kimia, seperti para-phenylenediamine (PPD), hidrogen peroksida, dan timbal asetat. Bahan kimia ini dapat mengoptimalkan pewarnaan rambut, tetapi dapat menimbulkan beberapa efek samping. Sejumlah efek yang dapat ditimbulkan, seperti alergi pada kulit kepala dan wajah, iritasi kulit, rambut rusak, dan gangguan pada mata akibat percikan cat rambut.

Sejumlah penelitian mengungkap bahwa cat rambut bisa bersifat karsinogenik atau meningkatkan risiko terjadinya kanker. Penelitian terbanyak menunjukkan kaitan penggunaan cat rambut dengan risiko terjadinya leukemia, limfoma, kanker payudara, serta kanker kandung kemih.

Kemudian wajah, bagian tubuh yang paling intens mengalami proses permak, karena menjadi “pemain utama” dalam memengaruhi penampilan seseorang. Selain setiap saat dipoles dengan berbagai produk kosmetik, ada alis dan bibir yang disulam, juga ada bulu mata palsu yang ditanam. Sementara kualitas produk kosmetik sangat beragam, dari kualitas atas yang mahal sampai yang abal-abal tersedia dan beredar di pasaran.

Akan mengerikan ketika masyarakat berpenghasilan rendah terobsesi tampil cantik dengan menggunakan produk-produk kosmetik yang tidak terjamin keamanannya, hingga menimbulkan kerusakan wajah. Beda cerita dengan para pesohor dan sosialita yang menjadi korban dari tren operasi plastik berbiaya mahal, namun banyak di antaranya berakhir tragis karena efek yang ditimbulkan. Rupanya, baik yang mahal atau yang abal-abal sama-sama memberi dampak buruk.

Dari kepala turun ke dada, ada payudara. Setiap perempuan memiliki ukuran payudara bervariasi, namun umumnya menginginkan ukuran jumbo. Meski ukuran tak terkait dengan fungsi (memproduksi ASI), tetapi ukuran yang besar dianggap sebagai simbol sensualitas. Untuk memperoleh ukuran yang diimpikan, ditempuhlah jalan pintas dengan implan payudara. Banyak yang berhasil, banyak pula yang menjadi petaka akibat tindakan mengubah-ubah ciptaan Yang Maha Kuasa.

Kulit sebagai pelindung segenap organ tubuh di dalamnya, juga tak luput dari siksaan, semisal lukisan tato. Dengan dalih sebagai seni, nyatanya mengukir kulit dengan jarum panas dan tinta sungguh suatu tindakan penyiksaan.

Setelah kesakitan pada proses pembuatannya, efek tato masih berlanjut pada kesehatan kulit. Selain alergi pada kulit, tato juga menyulitkan proses deteksi dini kanker kulit, lalu mengganggu produksi keringat dan bisa menyebabkan infeksi bakteri, bakteri treponema pallidium dapat menyebabkan penyakit sifilis dan bakteri mycobacterium menyebabkan penyakit kusta.

Masih terkait kesehatan kulit, mencukur bulu-bulu (waxing) di berbagai area tubuh juga merupakan tindakan yang merugikan kesehatan, karena bulu diciptakan bukan tanpa tujuan, melainkan salah satunya untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV dari matahari.

Kebiasaan lain yang juga merugikan kesehatan adalah mengenakan pakaian ketat. Efek ringannya menimbulkan iritasi kulit, selanjutnya bisa mengakibatkan kerusakan saraf, berbahaya bagi kesehatan sendi dan tulang. Penggunaan celana ketat pada wanita dapat mengancam kesehatan vagina, sedangkan pada pria mengganggu kesuburan.

Pada bagian paling bawah, ada sepasang kaki yang bertugas menopang seluruh tubuh. Dengan tugasnya yang berat, kaki hendaknya diberi alas yang nyaman. Pemakaian sepatu hak tinggi tentu menyiksanya. Banyak perempuan penampil atau mereka yang suka tampil modis, menganggap penggunaan sepatu hak tinggi sebagai penunjang penampilan. Tapi sadarkah, ada sepasang kaki yang tersiksa karena tuntutan gaya.

Pemakaian sepatu hak tinggi dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada daerah telapak kaki sehingga mencetuskan keluhan nyeri pada tumit dan mata kaki. Ancaman berikutnya untuk pemakaian yang lebih sering dan lama bisa mengalami cedera otot, perubahan postur tubuh, nyeri punggung, kalus dan masih banyak lagi akibat buruk lainnya.

Ilustrasi wanita memakai sepatu hak tinggi (ANTARA/Pexels/Ray Piedra)
Sayangi tubuh

Tubuh kita adalah karunia Tuhan yang tak ternilai harganya. Bentuk kesyukuran atas tubuh sempurna ini adalah dengan merawatnya sebaik mungkin. Tak masalah pergi ke salon atau klinik kecantikan, asal tindakan yang dilakukan dalam konteks perawatan, bukan upaya untuk mengubah bentuk atau menginjeksi tubuh dengan berbagai cairan kimia yang dapat membahayakan kesehatan.

Tampil elok nan menawan menjadi dambaan banyak orang, akan tetapi untuk mencapainya tempuhlah cara yang ramah raga dengan proses alami. Berikut sejumlah langkah yang dapat dilakukan:

1. Olahraga. Penampilan menawan terkait erat dengan kondisi kesehatan seseorang. Tanpa tubuh yang sehat dan bugar, tampilan fisik tak akan menarik. Karenanya, aktivitas olahraga sangat dianjurkan untuk menjaga kebugaran tubuh. Kegiatan olahraga bisa apa saja, tergantung sarana dan prasarana yang tersedia di lingkungan rumah, tidak harus pergi ke pusat kebugaran. Aktivitas fisik sederhana, seperti bersepeda, jalan atau lari pagi, senam dan berenang adalah jenis-jenis olahraga murah meriah yang dapat dilakukan semua kalangan.

2. Makanan bernutrisi. Tubuh yang sehat mensyaratkan terpenuhinya makanan dengan gizi seimbang. Banyak milenial di perkotaan (anak kos) yang mengutamakan pembelian produk perawatan kecantikan hingga mengorbankan kebutuhan makan bernutrisi, tentu menjadi pengorbanan yang sia-sia. Karena kecantikan akan lahir dari tubuh sehat oleh karena tercukupinya nutrisi yang dibutuhkan. Semisal, bibir yang lembab dan segar membutuhkan kecukupan vitamin C yang diperoleh dari konsumsi buah-buahan. Pemakaian pemulas bibir berharga mahal akan percuma bila diaplikasikan pada bibir pecah-pecah akibat kekurangan vitamin C. Begitu pun kelembaban dan kesegaran kulit juga terkait dengan konsumsi makanan dan minuman bergizi.

3. Damai. Perasaan damai berkenaan dengan sikap penerimaan diri yang pada gilirannya berpengaruh pada kepercayaan diri. Sementara, pesona seseorang akan terpancar dari sikap percaya dirinya.

Orang yang masih risau dengan kondisi fisiknya, apakah menyangkut tinggi badan atau warna kulit dan detail bentuk wajah, dia tidak akan damai serta dihinggapi rasa minder yang tentu saja dapat menggerus kepercayaan diri.

4. Baik hati. Kebaikan hati, ketulusan, sikap ramah, dan keluhuran budi akan memancarkan pesona seseorang. Berbeda dengan polesan kosmetik atau produk perawatan wajah, polesan akhlak yang baik akan lebih menyeruakkan kecantikan/ketampanan seseorang.

5. Gembira. Cara pandang terhadap kehidupan dan pola pikir atas situasi dan kondisi tertentu berpengaruh pada tingkat kegembiraan seseorang. Orang yang berada di kutub positif, selalu memiliki cara pandang positif terhadap berbagai hal, dia akan pandai bergembira dalam segala suasana. Rumusnya: hanya memikirkan hal penting dan hanya merasakan hal menyenangkan.

Kegembiraan akan mengeluarkan aura bahagia, dan wajah yang selalu sumringah membuatnya indah dipandang.

Dengan memiliki kelima hal itu, anda akan terlihat menawan tanpa berdandan berlebihan. Karena pesona seseorang bukan karena polesan yang menghadirkan kepalsuan, melainkan menyembul dari hati yang bersih, jiwa yang damai, dan pikiran positif.
 
Ilustrasi olahraga jalan kaki (ANTARA/Pexels/Kampus Production)

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023