Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini secara khusus memberikan semangat kepada anak-anak dari pekerja migran Indonesia (PMI) saat mengunjungi daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Dalam keterangan tertulis disiarkan di Jakarta, Sabtu, Mensos Risma berkesempatan bertemu santri, santriwati dan warga Pulau Sebatik di Pondok Pesantren Al Khairaat, Kecamatan Sebatik Timur.

Saat Mensos berdialog dengan warga di sana, seorang santri dari SMK Mutiara Bangsa, yang juga anak dari pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia bertanya  terkait kejelasan status dan identitasnya. Ia juga mempertanyakan perlakuan, serta kesempatan bekerja di Indonesia.

“Anakku, kamu adalah anak Indonesia. Kamu tidak usah berkecil hati. Kami menerima semuanya. Artinya, kamu sama dengan semua anak yang ada di Indonesia. Jangan merasa kamu berbeda. Kamu bisa, dan berhak meraih masa depan yang sukses,” ucap Mensos Risma memberi motivasi kepada para santri dan santriwati di Ponpes Al Khairaat, Pulau Sebatik, Nunukan, Jumat (3/11/2023).

Penegasan ini disampaikan Mensos karena di Pulau Sebatik banyak anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya bekerja sebagai pekerja migran di Sabah, Malaysia, terutama menjadi buruh perkebunan sawit.

Pulau Sebatik, yang hanya bisa dijangkau melalui transportasi laut, dimiliki dua negara. Sebatik bagian utara merupakan negara bagian Sabah, Malaysia.

Sedangkan, Sebatik bagian selatan seluas 246,6 kilometer persegi, lebih luas dari bagian utara, masuk wilayah Indonesia di Kabupaten Nunukan. Pulau Sebatik terdiri atas 5 kecamatan dan 19 desa.

Pertanyaan lainnya disampaikan sesama siswa Mutiara Bangsa. Anak laki-laki itu mengungkapkan dirinya tak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) lantaran sang ibu merupakan pekerja migran di Malaysia.

Baca juga: Mensos upayakan warga Sebatik jangkau akses kesehatan dan pendidikan

“Maaf Bu, sebelumnya saya ingin bertanya, bagaimana dengan kami yang tidak memiliki KTP dan KK? Sementara orang tua kami di Malaysia,” ucapnya.

Berkaitan dengan kejelasan status dan kepemilikan KTP, Mensos Risma berjanji akan membantu agar anak-anak PMI memiliki kejelasan status di dalam sistem administrasi negara.

"Soal KTP, Ibu akan membantu semampu Ibu. Setelah ini, Ibu akan menurunkan tim dengan melibatkan Dukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil), serta Kemendagri untuk memberikan status administratif kalian,” kata Mensos. “Ya sayang, ya anakku. Jadi, tidak boleh sedih lagi," pintanya.

Pada kunjungan di Pulau Sebatik, Mensos memberikan bantuan berupa 400 unit Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS), bantuan perlengkapan sekolah untuk 169 anak, serta tiga unit personal computer (PC) untuk Pesantren Al Khairaat, Sebatik Timur. Selanjutnya, di Desa Liang Bunyu, Kecamatan Sebatik Barat Mensos melakukan peletakan batu pembangunan rumah, serta penyerahan simbolis mesin pengering rumput laut.

Anggota DPR RI Deddy Sitorus yang menyertai kunjungan Mensos menyebutkan kehadiran Mensos di daerah 3T di Kabupaten Nunukan merupakan bentuk kehadiran negara untuk memberdayakan masyarakat termasuk di bidang kesejahteraan dan pendidikan. Tidak mudah menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat di daerah 3T, tetapi pemerintah terus berupaya dengan segala kemampuan yang ada.

Baca juga: Kunjungi perbatasan, Mensos upayakan akses kebutuhan pokok lebih mudah
Baca juga: Mensos Risma beri bantuan permakanan anak-anak PMI di Nunukan

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023