Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Rabu sore kembali melemah menjelang pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) terkait kemungkinan pengurangan pembelian obligasi oleh bank sentral AS, The Federal Reserve.

Rupiah ditransaksikan melemah 15 poin menjadi 9.920 per dolar AS, setelah pada hari sebelumnya berada pada 9.905 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menngatakan nilai tukar rupiah kembali goyah terhadap dolar AS jelang pertemuan bank sentral AS.

"Investor sangat berhati-hati mengambil posisi karena faktor stimulus di AS rentan mengguncang peta pasar uang," kata dia.

Ia juga mengatakan belakangan ini mata uang negara berkembang cenderung melemah akibat terpengaruh oleh spekulasi pengurangan program pembelian obligasi senilai 85 miliar dolar AS per bulan.

"Namun, sejumlah investor juga ada yang berpandangan bahwa tingkat inflasi AS yang masih berada di bawah target kemungkinan akan mempersulit langkah Fed untuk mengurangi pembelian obligasi," kata dia.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova menambahkan, Bank Indonesia cukup aktif melakukan intervensi untuk menjaga rupiah tidak melemah lebih dalam.

Ia menambahkan ekspektasi yang beredar di pasar uang, cenderung mendorong pelaku pasar menempatkan dananya dalam bentuk dolar AS sehingga menekan mata uang domestik.

Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 9.910 per dolar AS, menguat dari posisi hari sebelumnya 9.918 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013