Jakarta (ANTARA) -
Sebanyak 64 peneliti dari dalam dan luar negeri berkumpul dalam forum International Conference on Interreligious Studies, Sciences, and Technology (ICONIST) 2023, yang akan membahas relevansi agama menghadapi kecanggihan teknologi dan perubahan iklim.
 
Penyelenggaraan ICONIST 2023 ini diinisiasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta) pada 6-8 November 2023, di Ancol, Jakarta.
 
"Paling tidak ada 64 peserta yang berasal dari 15 negara hadir dalam kegiatan ini," ujar Ketua Pelaksana ICONIST 2023 Amelia Fauzia di Jakarta, Senin.
 
Amelia mengatakan peneliti luar negeri itu berasal Malaysia, Cina, Mesir, Pakistan, Irak, India, Sudan, Amerika Serikat, Australia, Britania Raya, Norwegia, Bangladesh, Qatar, dan Filipina.
 
Sementara itu, Rektor UIN Jakarta Asep Saepudin Jahar mengatakan konferensi ICONIST ini berangkat dari fenomena kerusakan lingkungan, krisis kemanusiaan, krisis di tengah kecanggihan teknologi, dan krisis sosial lainnya.
 
"Agama memiliki peran penting dalam memberikan solusi atas berbagai krisis yang terjadi saat ini dan agama dapat menjadi pedoman moral dan etika bagi umat manusia dalam menjalani kehidupannya," ujar Rektor UIN Jakarta Asep Saepudin Jahar di Jakarta,

Baca juga: Muhammadiyah ajak masyarakat jadi bagian atasi perubahan iklim
 
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama Ahmad Zainul Hamdi mengatakan agama memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, baik di masa lalu, masa kini, maupun masa depan.
 
Ia berharap konferensi internasional ini dapat mendorong para peserta untuk mengeksplor banyak hal dan membuktikan bahwa agama memiliki peran penting dalam lini kehidupan.
 
"Konferensi internasional ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk berdiskusi dan berbagi ide tentang peran agama dalam kehidupan manusia di era modern," katanya.
 
Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla hadir sebagai salah satu pembicara kunci dalam forum tersebut. Kepada para peserta, Ulil mengatakan relevansi agama masih penting di era modern ini, bahkan di Indonesia.

Hal tersebut dikarenakan agama memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun sosial.
 
Menurut Ulil, dalam konteks individu, agama dapat memberikan pedoman hidup, moralitas, dan nilai-nilai luhur. Agama juga dapat menjadi sumber kekuatan dan motivasi untuk menghadapi tantangan hidup.
 
"Sementara dalam konteks sosial, agama dapat menjadi sarana untuk membangun peradaban yang damai, adil, dan makmur. Agama juga dapat menjadi kekuatan untuk mengatasi masalah-masalah sosial, seperti kemiskinan, kesenjangan, dan kerusakan lingkungan," katanya.

Baca juga: UI-Durham University Inggris kolaborasi riset atasi perubahan iklim
Baca juga: KLHK sebut perdagangan karbon dukung pengurangan emisi kehutanan

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023