Beijing (ANTARA) - Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) keenam yang digelar di Shanghai pada pekan ini, menjadi pameran luring komprehensif pertama pascapandemi COVID-19. Pameran ini menyediakan platform penting bagi para peserta pameran dari seluruh dunia untuk berbagi manfaat dari perkembangan pasar China, kata seorang pakar dari Renmin University of China (RUC).

Wang Xiaosong, seorang peneliti di Akademi Pembangunan dan Strategi Nasional di RUC sekaligus profesor di fakultas ekonomi universitas itu, mengatakan bahwa pada CIIE edisi sebelumnya, banyak peserta pameran melihat bahwa China menawarkan lingkungan bisnis dan peluang pasar yang menguntungkan, kemudian menyatakan niatnya untuk berinvestasi, dan akhirnya memasuki pasar China.

Lebih dari 3.400 peserta pameran telah mendaftarkan diri untuk berpartisipasi dalam CIIE, yang digelar di area pameran seluas sekitar 367.000 meter persegi dan sukses menarik hampir 300 dari 500 perusahaan dan pemimpin industri terdepan di dunia.

Sejak pertama kali digelar pada 2018, CIIE telah diselenggarakan dengan sukses selama lima tahun berturut-turut, dengan nilai intention-to-trade kumulatif mencapai hampir 350 miliar dolar AS. Ajang tersebut telah memamerkan lebih dari 2.000 produk, teknologi, dan layanan baru yang inovatif, menjadi platform untuk keterbukaan tingkat tinggi China dan barang publik global.
 
Foto yang diambil pada 31 Oktober 2023 ini memperlihatkan alun-alun selatan Pusat Pameran dan Konvensi Nasional (Shanghai), tempat utama China International Import Expo (CIIE) ke-6, di Shanghai. CIIE ke-6 berlangsung di Shanghai pada 5-10 November. (Xinhua/Wang Xiang)   

Data awal dari Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China menunjukkan bahwa dalam tiga kuartal pertama tahun ini, Produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 5,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan harga-harga yang konstan.

Wang menyatakan bahwa di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dalam pemulihan ekonomi global, ekonomi China terus menunjukkan tren positif secara keseluruhan, dengan kebangkitan konsumen yang signifikan dan pasar yang luas dan menawarkan peluang bisnis tak terbatas. Selain itu, pasar China sangat stabil, dan upaya berkelanjutan sedang dilakukan untuk menyempurnakan lingkungan bisnis.

"Prospek yang menjanjikan dari perkembangan China inilah yang menarik peserta pameran dari seluruh dunia untuk menjajaki peluang di pasar China," tambahnya.

Data awal dari Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China menunjukkan bahwa dalam tiga kuartal pertama tahun ini, Produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 5,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan harga-harga yang konstan.

Selain itu dalam beberapa tahun terakhir, China membentuk zona percontohan perdagangan bebas, menerapkan strategi nasional untuk pembangunan terintegrasi di Delta Sungai Yangtze, memangkas daftar negatif investasi asing, dan memperkenalkan serangkaian langkah untuk lebih membuka diri terhadap dunia.

Data awal dari Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China menunjukkan bahwa dalam tiga kuartal pertama tahun ini, Produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 5,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan harga-harga yang konstan.

Sementara data dari Kementerian Perdagangan China menunjukkan bahwa sejak Januari hingga September tahun ini, China telah mendirikan 37.814 perusahaan investasi asing baru, meningkat 32,4 persen (yoy), dan penggunaan aktual modal asing di bidang manufaktur mencapai 262,41 miliar yuan atau, naik 2,4 persen (yoy).

"Penyelenggaraan CIIE mengirimkan sinyal yang jelas bahwa pintu China akan dibuka lebih lebar dan kami juga telah mengambil banyak langkah keterbukaan yang konkret, yang cukup atraktif bagi perusahaan multinasional, karena kebijakan yang stabil untuk investasi asing dan pembangunan sangatlah penting," kata Wang.

Dalam lima edisi terakhir CIIE, lebih dari 100 perusahaan Indonesia telah berpartisipasi, menunjukkan besarnya minat perusahaan-perusahaan Indonesia terhadap pasar China.

Pada 2022, volume perdagangan bilateral antara China dan Indonesia mencapai hampir 150 miliar dolar AS, meningkat hampir 20 persen. China telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 10 tahun berturut-turut, dan merupakan satu dari tiga sumber investasi asing terbesar di Indonesia selama bertahun-tahun.

Lina Lim, Manajer Umum Departemen Produk dan Pemasaran Sinar Mas Group, menyebutkan bahwa perusahaannya telah berpartisipasi dalam CIIE sebanyak lima kali berturut-turut sejak 2018, dan perusahaan itu kini juga berpartisipasi dalam CIIE keenam.

Menurut Lina, CIIE memberikan wawasan yang berharga mengenai permintaan pasar, sehingga perusahaan dapat menyediakan solusi terbaik bagi konsumen dan juga mengembangkan bisnis di pasar China. "CIIE dapat memainkan peran penting dengan menyediakan platform bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk menjajaki klien-klien potensial di pasar China," ujarnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023