Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan adanya kolaborasi di tingkat global akan mampu mengatasi beragam tantangan yang ada pada sektor warisan budaya.

Salah satu kolaborasi global ini dilakukan melalui kerja sama antara Museum dan Cagar Budaya (MCB), yaitu sebuah Badan Layanan Umum di bawah Kemendikbudristek dengan National Museum of Asian Art, Smithsonian Institution.

“Kerja sama antara MCB dan National Museum of Asian Art, Smithsonian Institution akan membuka peluang besar bagi pertukaran ilmu dan pengetahuan antara para ahli di bidang kebudayaan,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Kemendikbudristek bentuk unit baru kelola Museum dan Cagar Budaya

Dalam penandatanganan kerja sama ini, kedua belah pihak memiliki komitmen untuk berkolaborasi dalam berbagai inisiatif yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan keahlian dalam praktik pengelolaan museum.

Bagi MCB yang bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional di Indonesia, kerja sama tersebut merupakan satu gebrakan baru dalam membuka pintu menuju era kolaborasi global yang lebih erat dan produktif.

“Ini inisiatif penting dalam proyek revitalisasi berbagai museum dan cagar budaya di bawah MCB, pertukaran ilmu demi peningkatan keamanan, konservasi, revitalisasi, dan pengalaman pengunjung dengan menyuguhkan koleksi dan pengetahuan dari lintas negara,” kata Hilmar.

Menurutnya, kerja sama tersebut tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam ranah internasional, namun juga menjadi salah satu tonggak penting dalam memaksimalkan pemanfaatan pertukaran ilmu di antara bangsa-bangsa.

Hal tersebut, karena kesepakatan ini sejalan dengan tujuan strategis National Museum of Asian Art, Smithsonian Institution, yang menekankan pada ekspansi, pelestarian, dan perayaan koleksinya.

Selain itu, National Museum of Asian Art, Smithsonian Institution juga ingin menjangkau audiens yang baru dan beragam, memupuk pemahaman mendalam tentang seni dan budaya Asia, serta membangun budaya museum yang kreatif, kolaboratif, transparan, dan inovatif.

Baca juga: Museum dan Cagar Budaya simpan artefak sejarah dari Belanda

Baca juga: Palembang kota tertua di Indonesia tak miliki cagar budaya tetap


Direktur National Museum of Asian Art, Smithsonian Institution, Chase F. Robinson menjelaskan pihaknya telah memiliki sejarah panjang bekerja sama dengan rekan-rekan di Asia Tenggara.

Berdasarkan pengalaman itu, MoU seperti ini akan membuka kesempatan untuk kolaborasi pendalaman pengetahuan terhadap pengembangan keterampilan di semua aspek praktik museum sekaligus menciptakan kolaborasi proyek penelitian, dan saling membagikan warisan budaya masing-masing.

“Melalui kemitraan seperti ini, kami memperkuat bidang museum secara global dan memenuhi harapan audiens saat ini," ujar Chase.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023