Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga Senin malam ini sudah mengerahkan dua batalion, masing-masing batalion 330, batalion 323 dan batalion 310 Kodam III Siliwangi untuk membantu penanganan dan evakuasi korban gempa di Ciamis, Jawa Barat. "Hinga saat ini batalion 323 sudah menuju lokasi dengan membawa peralatan evakuasi serta untuk membangun dapur umum," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Muhammad Sunarto pada ANTARA News di Jakarta, Senin malam. Ia mengatakan sesaat setelah terjadinya gempa berkekuatan 6,8 Skala Richter, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto telah memerintahkan jajarannya, khususnya Kodam III Siliwangi untuk melakukan penanganan dan evakuasi para korban. Sebelumnya, batalion 330 sudah melakukan penanganan para korban, dan Selasa malam ini batalion 323 sudah menuju lokasi untuk membangun dapur umum. Sementara itu batalion 310 sedang persiapan berangkat menuju lokasi malam ini juga, kata Sunarto. Gempa bumi yang disusul dengan gelombang pasang setinggi sekitar tiga hingga empat meter dan diperkirakan telah menewaskan sedikitnya lima orang itu juga sempat mengganggu saluran telepon, kata Petugas Operator 108 Telkom Bandung, Andre. Sementara itu, Biro ANTARA Bandung melaporkan sekitar sembilan orang tewas serta ratusan rumah dan hotel hancur akibat terkena terjangan gelombang tsunami yang terjadi di wilayah pantai selatan Jabar, seperti, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis pada pukul 15.19 WIB setelah terjadi gempa tektonik 6,8 Skala Richter (SR). Berdasarkan keterangan yang dihimpun ANTARA dari berbagai sumber, kesembilan orang tersebut, diantaranya lima orang tewas di Pantai Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya dan empat orang ditemukan di Pantai Pangandaran, Ciamis. Korban di Pantai Pangandaran Ciamis tersebut ditemukan tersangkut di pepohonan di dekat kawasan pantai serta sebagian lagi tertimpa bangunan hotel. Kemudian di Pantai Cijulang satu orang tewas. Warga Karangsari, Pananjung, Pangandaran, Ciamis, Hardi, menyebutkan, jumlah orang tewas kemungkinan bertambah karena saat ini banyak yang tertimpa bangunan hotel dan rumah serta sebagian lagi warga masih panik.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006