Manado (ANTARA) -
Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat sebanyak 41 kali gempa embusan selama periode evaluasi Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, tanggal 23 — 30 Oktober 2023.
 
"Terekam juga sebanyak 18 kali gempa hybrid/fase banyak, lima kali gempa vulkanik dalam, dua kali gempa tektonik lokal dan 61 kali gempa tektonik jauh," sebut Kepala PVMBG, Hendra Gunawan dalam laporan evaluasi yang dibagikan Ketua Pos PGA Karangetang Yudia P Tatipang dalam grup percakapan di Manado, Kamis.
 
Erupsi efusif Gunung Karangetang secara visual tidak teramati, begitu pula luncuran/ guguran lava baik arah dan jarak luncurnya.
 
Hanya saja, tanda-tanda terjadinya guguran masih ada dengan terdengarnya suara gemuruh akibat guguran lava.
 
"Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa guguran semakin menurun," ujar Hendra.
 
Sinar api di atas puncak kawah utama kadang teramati setinggi 10 meter di atas kubah lava.
 
Selain itu, kondisi kawah utara teramati asap kawah putih tipis hingga sedang tinggi maksimum sekitar 200 meter, pada malam hari masih tampak adanya api diam di atas kubah lava kawah utara setinggi sekitar 10 meter.
 
Pada periode evaluasi sebelumnya, terekam sebanyak tiga kali gempa guguran, 38 kali gempa embusan, enam kali gempa hybrid/fase banyak, dua kali gempa vulkanik dalam, dan sebanyak 32 kali gempa tektonik jauh.
 
Gunung Karangetang di Pulau Siau erupsi efusif pada awal Februari 2023 setelah terjadi serangkaian peningkatan aktivitas vulkanik, PVMBG kemudian menaikkan statusnya dari waspada level dua menjadi siaga level tiga.

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023