Disebutkan dalam hasil survei tersebut bahwa para CEO dan CTO telah menyadari bahwa teknologi 5G dan AI memiliki dampak yang signifikan terhadap bisnis. Mereka meyakini bahwa kedua teknologi itu dapat meningkatkan efisiensi bisnis, membantu pengambilan keputusan dan penerapan otomatisasi dengan cerdas, serta meningkatkan pengalaman pelanggan.

Mereka juga memprediksi 5G akan menjadi platform yang bermanfaat untuk memfasilitasi inovasi di masa depan.

Baca juga: Menperin: ekosistem 5G tingkatkan efektivitas teknologi industri 4.0

Untuk sepenuhnya memanfaatkan peluang 5G dan AI, dihadirkan beberapa rekomendasi, termasuk mempercepat alokasi frekuensi, menyediakan jaringan privat untuk daerah terpencil, menetapkan peraturan keamanan data, dan mendorong transparansi data.

Dias mengatakan, pada dasarnya survei tersebut menunjukkan kesiapan industri Indonesia untuk mulai menerapkan teknologi 5G dan AI. Namun, masih ada berbagai tantangan yang perlu diatasi, seperti biaya, kompatibilitas teknologi, dan kesenjangan keterampilan,

"Pemerintah dan pemangku kepentingan industri perlu berkolaborasi untuk memastikan bahwa teknologi 5G ini dapat mencakup area yang luas, menetapkan peraturan yang mendukung, dan mendorong penggunaan teknologi ini di berbagai sektor,” ujar Dias.

Berdasarkan survei tersebut, terungkap bahwa masih ada berbagai tantangan dalam penerapan teknologi 5G dan AI di Indonesia, di antaranya pembangunan infrastruktur. Para CEO dan CTO mengatakan bahwa diperlukan biaya yang besar untuk melakukan peningkatan teknologi dan mengembangkan infrastruktur yang kuat dan andal untuk mendukung penerapan teknologi 5G dan AI.

Mereka juga menekankan pentingnya cakupan yang luas dan kapasitas jaringan yang memadai di berbagai wilayah di Indonesia.

Survei ini juga mengungkapkan masih adanya kesenjangan keterampilan dalam angkatan kerja yang mampu memanfaatkan dan mengelola teknologi 5G dan AI secara efektif. Para CEO dan CTO juga menyatakan perlunya program pelatihan khusus dan pendidikan untuk menjembatani kesenjangan ini.

Selain itu, masih ada pula kekhawatiran terkait kerangka regulasi seputar teknologi 5G dan AI. Para CEO dan CTO menekankan bahwa penerapan teknologi 5G dan AI memerlukan regulasi dan kebijakan yang jelas.

Direktur Eksekutif ICT Heru Sutadi mengatakan hasil survei itu menggarisbawahi tingginya kesadaran dan antusiasme pelaku usaha di Indonesia terhadap penerapan teknologi 5G. Pengembangan infrastruktur, peningkatan keterampilan SDM, dan adanya regulasi yang mendukung juga menjadi faktor penting untuk menyukseskan penerapan teknologi tersebut.

"Memahami harapan dan kekhawatiran para pelaku usaha sangatlah penting dalam membentuk strategi dan kebijakan yang dapat mendorong penerapan ekosistem 5G yang positif dan inklusif," ucap Heru.

Baca juga: Kemenkominfo terbuka diskusikan penambahan frekuensi untuk IoT

Baca juga: Samsung “Galaxy AI” mampu terjemahkan panggilan telepon

Baca juga: Kemenkominfo susun etika pengembangan dan penggunaan AI

 

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023