• Kelompok pertama di Asia Pasifik meluncurkan empat proyek di Filipina dan Indonesia, termasuk memberikan pelatihan kehutanan untuk proyek The Nature Conservancy Asia di Aotearoa Selandia Baru dan Indonesia
 • Kelompok perdana Accelerator Terraformation mencapai Fase 2, dengan dukungan dana sebesar $1,1 juta untuk dikembangkan menjadi proyek karbon skala penuh

Waimea, Hawaii--(ANTARA/Business Wire)-- Terraformation adalah perusahaan kehutanan global yang didirikan oleh mantan CEO Reddit, Yishan Wong. Terraformation mengumumkan kemajuan kelompok pertamanya, Seed to Carbon Forest Accelerator, ke Fase 2. Dengan demikian, tim kehutanan dapat memulai proyek percontohan dan menyiapkan infrastruktur penting, seperti pembibitan dan bank benih. Accelerator Terraformation adalah program pertama di dunia yang berfokus pada keanekaragaman hayati dan didanai karbon bagi para pencipta hutan di seluruh dunia, guna mengatasi kesenjangan pendanaan, teknologi, dan keahlian sangat penting yang diperlukan untuk restorasi asli keanekaragaman hayati.

Setelah menyelesaikan fase pertama Accelerator, yang mencakup studi kelayakan guna menilai potensi suatu proyek untuk berkembang menjadi proyek karbon skala penuh maupun pelatihan operasi bisnis, keanekaragaman hayati, pasar karbon, dan kehutanan, kini tim mendapatkan dukungan tambahan untuk berpindah ke Fase 2 selama maksimum dua tahun. Selama fase ini, tim kehutanan sedang mengajukan Dokumen Desain Proyek (Project Design Document/PDD) ke pencatatan karbon dan mempersiapkan penjualan karbon ke depan selain memantau data karbon dan dampak sosial dari proyek restorasi hutan asli mereka. Terraformation akan bekerja sama dengan tim kehutanan untuk menciptakan aliran pendapatan di masa mendatang, seperti kredit karbon terverifikasi yang berkualitas tinggi dan model bisnis berkelanjutan lainnya saat memasuki tahap akhir Accelerator.

Tiga proyek yang berpindah ke Accelerator Fase 2 adalah:

 • Solusi Air Laut: Proyek restorasi bakau di Ghana ini akan merestorasi lebih dari 2.000 hektar bakau di lahan basah Ramsar yang terdegradasi, sehingga mengurangi risiko banjir dan erosi tanah sekaligus memberikan mata pencaharian berkelanjutan dalam budidaya perairan, pertanian, dan pemeliharaan lebah egeneratif. Proyek ini akan memberikan pendapatan bagi pemilik tanah dan manfaat bagi masyarakat lokal.
 • Fundación Grupo Argos: Proyek ini bekerja sama dengan pemilik lahan skala kecil dan menengah di Kolombia untuk merestorasi 1.150 hektar hutan pegunungan tropis dengan berfokus pada keanekaragaman hayati dan penangkapan karbon, mengembangkan kegiatan agroforestri untuk meningkatkan konektivitas antar hutan yang ada, dan meningkatkan pengelolaan daerah aliran sungai masyarakat lokal.
 • Eco2Librium: Proyek ini bertujuan untuk memulihkan 45 spesies asli (termasuk beberapa spesies langka, spesies yang terancam dan spesies endemik di kawasan tersebut) di Hutan Kakamega – salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di Afrika Timur dan merupakan sisa langka dari kawasan hutan hujan Guineo-Kongolia yang dulunya luas. Manfaat proyek ini antara lain adalah menciptakan lebih dari 500 lapangan kerja, terutama bagi kaum perempuan, dan program pendidikan lokal.

Dua kelompok baru diluncurkan ke Fase 1

Terraformation juga meluncurkan dua kelompok baru ke Fase 1. Berlokasi di Asia Tenggara, Kelompok 2 menampilkan enam proyek dengan potensi reboisasi seluas hampir 23.000 hektar di hutan bakau, lahan kering, dan hutan lahan gambut. Kelompok 3 sedang dalam persiapan, dengan kunjungan lapangan oleh para ahli kehutanan Terraformation untuk bertemu tim Afrika Barat dan Afrika Timur. Kelompok tambahan yang menampilkan proyek reboisasi asli keanekaragaman hayati di Amerika Latin diperkirakan akan diumumkan awal tahun depan untuk permohonan yang dikirimkan selambatnya tanggal 30 November 2023.

Akses ke pelatihan masih menjadi salah satu hambatan yang dihadapi tim kehutanan global. Karena itu, Terraformation sedang melakukan uji coba kemitraan dengan The Nature Conservancy Asia-Pacific untuk menyediakan kursus pengembangan kemampuan dan akses ke pakar reboisasi khusus bagi tim proyek kehutanan dan tim lokal di Aotearoa Selandia Baru dan Indonesia.

Seed to Carbon Forest Accelerator pertama dari Terraformation diluncurkan tahun lalu guna menjawab kebutuhan ribuan tim reboisasi baru untuk menangkap karbon dalam skala besar dan membatasi dampak perubahan iklim. Program Accelerator menyediakan pendanaan tahap awal yang sangat dibutuhkan tim kehutanan, pelatihan restorasi ekosistem asli yang berketahanan, dan serangkaian sarana untuk meningkatkan transparansi proyek selama tahap-tahap terpenting dalam proyek kehutanan keanekaragaman hayati.

Kata Yishan Wong, pendiri dan CEO Terraformation: “Kami memerlukan tim-tim kehutanan baru sekarang juga untuk memenuhi permintaan kredit karbon berkualitas tinggi dengan keanekaragaman hayati, sehingga menciptakan generasi kredit baru yang melebihi standar transparansi saat ini. Kami memulihkan kepercayaan pasar dengan melakukan uji tuntas bermutu tinggi dipadukan dengan keahlian kehutanan di lapangan untuk mengidentifikasi proyek-proyek berintegritas tinggi yang memprioritaskan keanekaragaman hayati, memberikan manfaat nyata, dan menciptakan keadilan iklim bagi masyarakat lokal.”

Kemitraan baru menawarkan peningkatan sumber daya dan jangkauan

Berita Accelerator muncul di saat Terraformation meraih beberapa pencapaian bisnis. Belum lama ini, Terraformation mendapat pengakuan sebagai mitra teknis oleh AFR100. AFR100 adalah inisiatif dari Uni Afrika, World Resources Institute, pemerintah Jerman, dan Bank Dunia untuk memulihkan 100 juta hektar lanskap terdeforestasi dan terdegradasi di seluruh Afrika selambatnya tahun 2030.

Terraformation juga telah menjalin kemitraan strategis dengan Forest Stewardship Council (FSC), sebuah organisasi nirlaba internasional dengan banyak pemangku kepentingan yang mendukung pengelolaan hutan dunia yang bertanggung jawab. Kemitraan ini akan memberikan berbagai peluang baru kepada jaringan pengelola dan pemberi dana hutan di FSC melalui Accelerator Terraformation.

Khusus untuk memulihkan hutan dunia guna menstabilkan iklim kita, menghidupkan kembali ekosistem, dan membangun komunitas yang berkembang, Terraformation dan Restor bermitra untuk meningkatkan pengalaman pengguna agar mendapatkan akses lebih besar ke pendanaan kehutanan dengan komunitas restorasi dan konservasi online terbesar. Restor adalah platform pemetaan spasial data terbuka untuk bagi perorangan dan organisasi yang bekerja dengan alam. Kini tim-tim kehutanan di platform global Restor lebih mudah menggunakan profil proyek yang ada untuk memulai proses aplikasi Seed to Carbon Forest Accelerator Terraformation. Menggabungkan data mutakhir dan alat kolaborasi milik Restor dengan keahlian kehutanan milik Terraformation adalah cara untuk meningkatkan proyek kehutanan generasi berikutnya.”

Tom Elliot, CEO of Restor, mengatakan: “Restorasi adalah menciptakan kondisi bagi manusia dan alam untuk berkembang bersama. Kami bangga mempersembahkan Seed to Carbon Forest Accelerator dari Terraformation kepada komunitas restorasi. Dengan menggabungkan alat kolaborasi dan transparansi yang mutakhir dari Restor dan keahlian kehutanan dari Terraformation, kami menciptakan peluang bagi proyek-proyek generasi berikutnya untuk menciptakan dampak berskala besar.”

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.

Kontak
Seb Leman/Ella Hatfield
Headland Consultancy

Angela Jo Tu
Head of PR & Brand, Terraformation

Sumber: Terraformation

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023