Pertumbuhan ekonomi tersebut menguat dibanding triwulan sebelumnya.
Bengkulu (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan IV tahun 2023 mampu tumbuh pada rentang 4 hingga 4,5 persen (year on year/yoy) atau lebih baik dibandingkan triwulan III.
 
"Melanjutkan tren pertumbuhan positif, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan IV-2023 diprakirakan masih tercatat positif di rentang 4,00-4,50 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi tersebut menguat dibanding triwulan sebelumnya," kata Kepala BI Perwakilan Provinsi Bengkulu Darjana, di Bengkulu, Jumat.
 
Perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan IV-2023 diprakirakan tumbuh menguat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang dicatat pada level 3,96 persen (yoy).
 
"Menguatnya pertumbuhan ekonomi di triwulan IV-2023 didorong oleh perkiraan mulai meningkatnya curah hujan, meningkatnya mobilitas masyarakat pada momen hari besar dan liburan sekolah," kata dia lagi.
 
Kemudian pada triwulan IV-2023, konsumsi masyarakat juga meningkat seiring dengan penyelenggaraan kegiatan di akhir tahun, serta pola historis konsumsi pemerintah yang akseleratif di akhir tahun.
 
Namun, kata dia, pertumbuhan tersebut diperkirakan masih sedikit lebih rendah dibandingkan dengan capaian Sumatera dan nasional yang diprakirakan akan mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar 4,25-4,75 (yoy) dan nasional 4,60-5,10 persen (yoy).
 
"Secara historis, memang angka pertumbuhan perekonomian Bengkulu memang sedikit di bawah Sumatera dan nasional dari triwulan ke triwulan di 2023," ujarnya pula.
 
Untuk inflasi, Darjana mengatakan pada 2023 diperkirakan inflasi Bengkulu mengalami penurunan dibandingkan 2022, angkanya diprediksi pada kisaran 3-4 (yoy).
 
"Angka tersebut mencapai sasaran inflasi nasional yang sebesar 3 plus minus 1 persen (yoy). Penurunan tekanan inflasi didorong oleh menurunnya dampak lanjutan penyesuaian harga BBM," katanya lagi.
 
Kemudian penurunan inflasi juga didorong oleh penguatan upaya pengendalian inflasi di daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), dan penerapan harga acuan penjualan baru oleh Badan Pangan Nasional yang diiringi dengan penguatan peran BUMD dalam intervensi harga pangan.
 
"Namun, terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, di antaranya semakin tingginya mobilitas masyarakat diiringi insentif bansos, fenomena El Nino pada semester II 2023, kondisi ketidakpastian global, dan wacana penyesuaian tarif oleh pemerintah," ujar dia pula.
Baca juga: Bengkulu gencarkan promosi wisata lewat konten kreatif digital
Baca juga: BI: Bengkulu lanjutkan tren pertumbuhan positif ekonomi di 2023

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023