Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan terus berupaya meningkatkan kompetensi 1.142 kader posyandu di seluruh Indonesia dalam menyiapkan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) pada acara Jambore Kader Posyandu 11-14 November 2023.

“Masih banyak keluarga-keluarga Indonesia yang belum bisa menyiapkan makanan pendamping ASI yang adekuat,” kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Sumiwi dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan bahwa peningkatan kompetensi kader-kader posyandu dalam membantu mengedukasi orang tua untuk menyiapkan MPASI adekuat yakni makanan yang memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien anak, penting dilakukan guna menekan angka stunting.

“Kami sangat ingin para kader itu mampu memasak atau menyiapkan dan nanti mampu mengedukasi masyarakat terkait makanan pendamping ASI bagi balita,” ujarnya.

Baca juga: Pengenalan aneka ragam makanan untuk penuhi gizi seimbang saat MPASI

Baca juga: Cara atasi anak susah makan dengan perbaiki jadwal makannya


Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting nasional pada tahun 2022 sebesar 21,6 persen, atau menurun dibanding 2021 yang berada di angka 24,4 persen.

Sementara itu, pemerintah Indonesia menargetkan penurunan stunting di angka 14 persen pada 2024. Untuk mencapai target tersebut maka prevalensi stunting 3,8 persen harus diturunkan setiap tahunnya sampai tahun 2024.

Menurutnya, pada saat bayi sudah selesai menerima ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan, maka pemberian ASI dilanjutkan hingga balita berusia dua tahun dengan didampingi asupan makanan.

Pemberian MPASI pada enam sampai dengan 24 bulan terhadap balita perlu dilakukan dengan baik, kata dia, karena pada fase tersebut angka peningkatan stunting terjadi cukup tinggi.

“Pada fase enam bulan sampai dengan 24 bulan ada peningkatan stunting yang tinggi hampir dua kali yakni 1,6 kali pada fase itu,” ujarnya.

Peningkatan kompetensi MPASI, ujarnya, dijadwalkan berlangsung pada hari ketiga Jambore Kader Posyandu yakni Senin (13/11), di Jakarta, dan akan didampingi langsung oleh Chef Juna.

“Sehingga kami ingin sekali para kader yang tidak dapat hadir secara langsung bisa melihat bagaimana lomba memasak makanan pendamping ASI ini nantinya melalui Youtube,” kata Maria.

Selain MPASI adekuta, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 juga merekomendasikan agar pemberian MPASI memenuhi tiga syarat lainnya.

Adapun tiga syarat tersebut adalah harus tepat waktu yakni berikan MPASI ketika ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi mulai usia enam bulan.

Kemudian aman dan higienis, di mana proses persiapan dan pembuatan MPASI harus menggunakan cara, bahan, dan alat yang aman serta higienis.

Syarat terakhir adalah diberikan secara responsif, yakni MPASI diberikan secara konsisten sesuai dengan sinyal lapar atau kenyang dari balita.*

Baca juga: Dokter sebut pemberian ASI yang baik mampu mencegah stunting pada anak

Baca juga: BRIN imbau pengasuhan yang baik pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan anak


Pewarta: Cahya Sari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023