Tujuannya adalah agar kualitas hidup sang anak tetap terjaga dengan baik melalui pendampingan psikologis
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI) Yoldi Tuju mengatakan bahwa salah satu kiat menjalankan perawatan paliatif bagi anak-anak pejuang kanker adalah memperhatikan kebutuhan hiburan dan religi pasien.



“Tujuannya adalah agar kualitas hidup sang anak tetap terjaga dengan baik melalui pendampingan psikologis,” ujar Yoldi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat (10/11).



Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perawatan paliatif merupakan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita suatu penyakit yang mengancam nyawa, seperti kanker, AIDS, dan multiple sclerosis, beserta keluarga mereka.



Yoldi menyatakan bahwa perawatan paliatif diberikan kepada anak-anak pejuang kanker yang sudah berada pada stadium lanjut yang sudah tidak bisa diobati secara maksimal dengan pengobatan medis atau saat tubuh pasien sudah tidak dapat menerima pengobatan yang diberikan.

Baca juga: Pakar dorong pengobatan inovatif bisa diakses pasien secara lebih luas



Dalam momentum Hari Pahlawan ini, ia berharap anak-anak pejuang kanker dapat meneladani semangat perjuangan para pahlawan nasional agar tetap optimis dalam mencapai cita-cita mereka terlepas dari penyakit serius yang mereka derita serta berbagai proses pengobatan yang mereka harus jalani.



“Kami memanggil anak-anak penderita kanker sebagai ‘anak-anak pejuang kanker’ karena mereka sedang berjuang untuk mendapatkan kesembuhan,” ucap Wakil Ketua YKAI itu.



International Agency for Research on Cancer (IARC) memperkirakan 8.677 anak Indonesia berusia 0-14 tahun menderita kanker pada tahun 2020, sehingga jumlah anak-anak pejuang kanker di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.



Berdasarkan data dari delapan rumah sakit di Jakarta, Lampung, Surakarta, Yogyakarta, Palembang, serta beberapa daerah rural di Tanah Air, sekitar 7.000 anak-anak pejuang kanker di Indonesia memperoleh bantuan dari YKAI.



Kini YKAI menjalankan program "Humanity in Harmony", salah satunya dengan membangun HOSPICE, yakni rumah singgah perawatan paliatif bagi anak-anak pejuang kanker stadium lanjut dari keluarga kurang mampu.Di rumah singgah tersebut, para pasien dan pendampingnya akan diberikan akomodasi dan fasilitas untuk mengoptimalkan kualitas hidup mereka.



Wakil Ketua YKAI tersebut mengatakan bahwa untuk mewujudkan pembangunan rumah singgah itu, pihaknya melakukan penggalangan dana melalui konser “Symphony for Life" pada 26 November 2023 di Aula Simfonia Jakarta.



“Upaya ini adalah perjuangan kami untuk mengembalikan senyum sehat anak Indonesia,” ujar dia.

Baca juga: Ada risiko kambuh usai pasien kanker ginjal dioperasi 

Baca juga: Dokter tak anjurkan obat herbal bagi pasien kanker, ini alasannya

Baca juga: Pasien kanker bisa konsumsi hidangan dingin usai kemoterapi




Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023