Changsha (ANTARA) - Susan Wangui, seorang warga Nairobi, telah berbelanja di Kilimall sejak 2018 lalu. Kilimall merupakan sebuah platform e-commerce yang berbasis di Kenya dan beroperasi antara China dan Afrika.

"Saya tidak pernah kecewa dengan produk-produk mereka, dan saya selalu menikmati potongan harga (yang diberikan)," ujar Wangui, yang baru-baru ini melakukan pembelian ketiga di situs itu pada bulan ini.

"Ini menghemat waktu saya karena saya tidak perlu pergi ke pusat perbelanjaan di kota. Hal ini lebih praktis mengingat semua barang diantarkan ke depan pintu rumah saya. Dan, harganya pun cukup terjangkau dibandingkan dengan platform-platform lainnya," tuturnya.

Di Afrika Timur, banyak warga seperti Wangui meyakini bahwa Kilimall memiliki beragam produk yang berkualitas baik, pilihan barang yang bervariasi, harga yang terjangkau, dan layanan yang efisien.

Didirikan pada 2014 dan berbasis di Nairobi, Kilimall adalah perwakilan e-commerce Jalur Sutra dan telah menjadi aplikasi e-commerce teratas di kawasan itu. Kilimall telah berhasil membangun jembatan digital antara China dan Afrika, dan menciptakan hampir 10.000 lapangan kerja lokal.

Nama Kilimall berasal dari Gunung Kilimanjaro, gunung tertinggi di Afrika, menurut pendiri sekaligus CEO Kilimall, Yang Tao. "Kami ingin menciptakan sebuah perusahaan yang terlokalisasi dan sebuah merek lokal, serta berharap mencatatkan kesuksesan (dalam bidang) e-commerce di Afrika," ujarnya.

"Keunggulan terbesar kami adalah rantai pasokan China yang begitu besar," kata Xie Bin, salah satu pendiri sekaligus wakil presiden di Kilimall. Dia menuturkan kepada Xinhua bahwa tujuan awal tim tersebut adalah untuk memfasilitasi para pebisnis China di Afrika dan di saat yang sama menyediakan akses yang lebih besar kepada warga Afrika untuk memperoleh beragam komoditas China dengan harga yang lebih terjangkau.
 
Anggota staf Kilimall mengemas komoditas di sebuah gudang di Mlolongo, Kenya, 10 November 2023. Menjelang musim belanja "Black Friday", kantor pusat Kilimall yang terletak di pinggiran Nairobi, ibu kota Kenya, mengharapkan musim belanja yang bermanfaat lagi . Rak-rak tersebut, yang menjulang setinggi beberapa meter, dipenuhi dengan beragam barang dari Tiongkok dan negara-negara lain di seluruh dunia. (Xinhua/Li Yahui)


Demi memangkas biaya dan meningkatkan efisiensi, tim itu menjajaki apa yang mereka sebut sebagai model bisnis "gudang luar negeri Afrika." Dengan model ini, para pedagang China mengirim produk mereka ke sejumlah gudang di negara-negara Afrika sebelum konsumen lokal melakukan pemesanan, memungkinkan para pembeli dapat menerima barang mereka sesegera mungkin.   Sejumlah raksasa e-commerce China lainnya seperti Alibaba dan Pinduoduo juga telah meluncurkan platform lintas batas, seperti Lazada dan Temu, untuk membantu lebih banyak produk China "mengglobal".

Di bawah kerangka Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra dan dengan "Sembilan Proyek" kerja sama China-Afrika yang diusulkan pada edisi kedelapan Pertemuan Tingkat Menteri Forum Kerja Sama China-Afrika, Kilimall telah menerima dukungan yang besar dan berkembang pesat.

Tingkat pengiriman hari berikutnya (next-day) Kilimall mencapai 82 persen, dan tingkat keberhasilan pengirimannya tercatat 98 persen. Para pekerja pengiriman Kilimall kini dapat dijumpai di berbagai daerah mulai dari Cagar Alam Nasional Masai Mara hingga tepi Danau Victoria.

Dengan berbagai perusahaan e-commerce besar China yang saat ini sedang sibuk menyambut festival belanja "Double Eleven", atau 11.11, Kilimall juga berupaya keras untuk memeriahkan musim promosi "Black Friday".

Direktur Merek Kilimall Liao Zhengrong menyampaikan kepada Xinhua belum lama ini bahwa barang-barang yang totalnya senilai puluhan juta yuan, termasuk peralatan rumah tangga dan produk fesyen, telah diikutsertakan dalam promosi-promosi tersebut.

Selain memikat para konsumen Afrika lewat kecepatan dan kualitasnya, Kilimall juga menyediakan peluang kerja bagi semakin banyak warga setempat.

Mulai dari manajer penjualan dan kurir hingga penjual dan agen lokal, Kilimall telah menciptakan lebih dari 5.000 lapangan kerja baru di Kenya saja. Pada saat yang sama, Kilimall juga secara aktif mencari mitra lokal yang berkualitas.

Silas Musyoka, warga Kenya berusia 20-an tahun dan menjabat sebagai manajer pertumbuhan penjual Kilimall, bergabung dengan perusahaan itu lima tahun yang lalu. Saat ini, dia telah memiliki penghasilan yang stabil dan menjadi mentor bagi teman-temannya yang ingin memulai bisnis mereka sendiri.

"Di sini, saya telah mempelajari banyak pengetahuan dan keahlian e-commerce tingkat lanjut, dan semakin familier dengan pasar dan rantai pasokan Kenya, serta semakin paham bagaimana mengembangkan industri e-commerce di Kenya," urai Musyoka. Dia meyakini bahwa keberhasilan praktik e-commerce China dapat membantu Kenya untuk mengisi celah pasarnya.
 
 Seorang staf Kilimall bekerja di sebuah gudang di Mlolongo, Kenya, 10 November 2023.(Xinhua/Li Yahui)


Sejumlah raksasa e-commerce China lainnya seperti Alibaba dan Pinduoduo juga telah meluncurkan platform lintas batas, seperti Lazada dan Temu, untuk membantu lebih banyak produk China "mengglobal".

Lewat peningkatan infrastruktur ekonomi digital global, semakin banyak negara dapat menikmati manfaat dari e-commerce lintas batas Sabuk dan Jalur Sutra.

Hingga akhir 2022, Kilimall memiliki lebih dari 10 juta pengguna terdaftar, termasuk lebih dari 7,2 juta pengguna aktif, dan tingkat pembelian kembali (repurchase) tahunannya melampaui 50 persen. Kilimall kini memiliki lebih dari 8.000 pedagang dan 12.000 toko, serta menjadi perangkat lunak belanja terkemuka di Afrika Timur dalam hal unduhan.

"Kami tidak hanya berbisnis di Afrika, tetapi juga memungkinkan warga lokal untuk benar-benar berpartisipasi dalam keseluruhan rantai industri e-commerce dan secara efektif menikmati manfaat ekonomi digital," tutur Xie Bin.

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023