Bandung, (ANTARA News) - Gara-gara sulit memperoleh air bersih di lingkungan rumahnya di Desa Lio, Cipamokolan, Rancasari, Kota Bandung, H Ali Dinar (50), mencoba bereksperimen mengolah air limbah menjadi air layak minum. "Hasil eksperimen selama sekitar empat tahun, akhirnya kami berhasil membuat filter air yang bisa mengubah air limbah atau air comberan menjadi air yang layak minum," katanya kepada wartawan yang ditemui di rumahnya di Bandung, Selasa. Dia mengatakan, temuan media filter pengolah air limbah yang diperoleh dari mimpi itu, saat ini mulai diterapkan di sejumlah fasilitas umum pengolah air bersih, bahkan alatnya sudah dipatenkan. "Awalnya, kami sekeluarga didera kesulitan air bersih, setelah berupaya mamakai berbagai alat filter air tidak mumpuni, akhirnya kami bereksperimen setelah sebelumnya memperoleh mimpi agar kami membuat filter air dari media, pasir, abu dan ijuk," katanya. Menurut dia, proses pencampuran ketiga media tersebut berlangsung cukup lama, hingga akhirnya tercipta sejumlah filter yang bisa menyaring air limbah, air laut dan air comberan menjadi air layak minum. Ia mengaku untuk melakukan eksperimen tersebut memakan biaya, tenaga dan pikiran yang cukup besar, namun hasilnya saat ini memuaskan, meski harus terus dicari solusi terbaik dan termurah pembuatan filter tersebut. Ia mengatakan, hasil filterisasi air limbah tersebut sudah diuji secara laboratorium yang menyebutkan hasilnya layak minum, sehingga bisa diterapkan di kawasan yang sulit air bersih dan di daerah bencana alam, seperti di Yogya dan Aceh. Dalam kesempatan itu, dia juga berharap temuannya itu bisa meringankan beban masyarakat dalam memperoleh air bersih dan bagi perusahaan untuk instalasi pengolah air limbah.(*)

Copyright © ANTARA 2006