Ini semakin meneguhkan kami untuk terus berkomitmen memajukan sektor pertanian dan pangan....
Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi meraih penghargaan Peduli Ketahanan Pangan Tahun 2023 dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada momentum peringatan Hari Pangan Sedunia ke-43, di Surabaya, Rabu.

"Kami bersyukur Banyuwangi mendapatkan penghargaan Peduli Ketahanan Pangan dari Provinsi Jatim, kategori pemanfaatan pangan. Ini semakin meneguhkan kami untuk terus berkomitmen memajukan sektor pertanian dan pangan yang selama ini menjadi andalan daerah untuk memajukan perekonomian daerah," kata Bupati Ipuk Fiestiandani, di Banyuwangi.

Dia menjelaskan selama ini sebagai bentuk komitmen dan kepedulian terhadap ketahanan yang berkelanjutan, khususnya aspek pemanfaatan pangan, pemerintah daerah setempat terus mengembangkan sejumlah inovasi.

Sistem terintegrasi ternak, ikan dan sayur, kata Ipuk, adalah inovasi penyediaan kebutuhan pangan lengkap bagi warga desa yang rawan stunting.

"Inovasi ini mengoptimalkan aplikasi konsep urban farming yang mengintegrasikan pertanian, peternakan, dan perikanan dalam satu lahan. Di lahan tersebut tersedia tanaman sayuran, buah-buahan, serta perikanan sistem bioflok dan kandang ternak dalam satu lahan," ujar Ipuk.

Selain itu, kata dia lagi, pemkab rutin menggelar program inkubasi sektor pertanian bagi generasi muda yang diberi nama Jagoan Tani. Disediakan hadiah berupa modal ratusan juta rupiah bagi pemenangnya.

"Kami ingin anak muda Banyuwangi bisa berperan terhadap pertanian Banyuwangi. Kontribusi pada PDRB terus menurun setiap tahun. Jumlah petani juga. Jagoan Tani dibutuhkan untuk menjawab itu, dan anak Banyuwangi harus muncul mendongkrak pertanian," kata dia pula.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda menambahkan bahwa Banyuwangi juga memberikan fasilitasi perizinan bidang ketahanan pangan bagi pelaku usaha mikro dan kecil melalui program Imam Pesat (implementasi keamanan pangan segar asal tumbuhan/PSAT). Dengan memiliki nomor registrasi, produk pangan tersebut lebih terjamin kualitasnya.

"Kurun waktu 2021-2022 telah terintegrasi sejumlah 51 merek dagang produk PSAT. Selanjutnya produk tersebut kami berikan pendampingan dan diarahkan untuk masuk pada e-Katalog lokal guna memperluas pasarnya," ujarnya.

Banyuwangi juga terus mendorong masyarakat untuk melakukan diversifikasi pangan melalui Festival Pangan Nonberas Nonterigu/ Fepanora.

"Kegiatan ini mengedukasi masyarakat agar lebih kreatif mengolah makanan. Tidak selalu dari beras dan terigu, makanan lezat dan bergizi seimbang juga bisa diolah dari berbagai bahan lain di sekitar kita," kata dia lagi.
Baca juga: Pupuk Kaltim-KTNA Banyuwangi panen demplot dukung ketahanan pangan
Baca juga: Warga Banyuwangi didorong manfaatkan pekarangan untuk ketahanan pangan

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023