Libur Lebaran menjadi momentum penggerak perekonomian. Selain bersilaturahmi, tentunya pemudik juga ingin berwisata dengan keluarga. Maka dari itu Banyuwangi menyiapkan sejumlah atraksi seni yang bisa ditonton, selain destinasi wisata yang bisa dikun
Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, selain menawarkan berbagai destinasi wisata keindahan alam dan kuliner juga atraksi seni dan budaya pada libur panjang Lebaran 2024.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan Banyuwangi telah dikenal dengan destinasi alamnya yang sangat beragam, tak hanya deretan pantainya menawan, atau Gunung Ijen yang dikenal dengan fenomena api birunya, namun keelokan seni budayanya juga patut dinikmati pengunjung.

"Libur Lebaran menjadi momentum penggerak perekonomian. Selain bersilaturahmi, tentunya pemudik juga ingin berwisata dengan keluarga. Maka dari itu Banyuwangi menyiapkan sejumlah atraksi seni yang bisa ditonton, selain destinasi wisata yang bisa dikunjungi," katanya di Banyuwangi, Jatim, Jumat.

Ada beragam atraksi seni dan budaya yang dihelat dalam sepekan saat libur Lebaran, di antaranya Barong Ider Bumi, sebuah tradisi ritual tolak bala oleh Suku Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.

Tradisi yang sudah berlangsung sejak 1800-an ini digelar setiap  2 Syawal atau hari kedua Idul Fitri.

Dalam ritual Barong Ider Bumi, barong diarak keliling desa mengikuti empat penjuru mata angin dengan diiringi nyanyian macapat (tembang Jawa) yang berisi doa dan pemujaan terhadap Tuhan.

Arak-arakan Barong Ider Bumi diakhiri selamatan dengan sajian kuliner khas Osing, yakni pecel pitik.

Selanjutnya Seblang Olehsari yang merupakan ritual tolak bala yang diwarnai dengan tarian yang telah berusia ratusan tahun.

Tarian Seblang digelar di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, ini biasanya dimulai 3-5 Syawal. Penari yang ditunjuk adalah seorang gadis yang mempunyai darah keturunan leluhur penari Seblang dan belum dalam keadaan akil baligh.

Gadis yang "terpilih" akan menari di pentas bundar mengikuti iringan musik tradisional Banyuwangi dalam kondisi "trance" dengan mata tertutup selama tujuh hari hari berturut-turut.

Aksesoris yang digunakan penari, yaitu krincing atau gelang kaki dan omprok atau hiasan dari janur, daun pisang muda, dan hiasan bunga segar.

Pada 13 April 2024, atraksi Sendratari Meras Gandrung di Taman Gandrung Terakota. Ini merupakan pementasan kolosal yang menggambarkan prosesi perjuangan seorang penari dalam mengatasi tantangan dan ujian agar dapat "diwisuda” menjadi penari gandrung.

Pagelaran ini kian ikonik karena digelar di Taman Gandrung Terakota, sebuah destinasi dengan panorama ratusan patung dari gandrung di hamparan sawah produktif seluas tiga hektare di lereng Gunung Ijen.

Selanjutnya, Puter Kayun, tradisi warga Boyolangu, Kecamatan Giri, saat memasuki hari ke-sepuluh di Bulan Syawal.

Puter kayun adalah ritual menepati janji warga Boyolangu pada para leluhur yang telah berjasa membuka jalan di kawasan utara Banyuwangi. Mereka melakukan napak tilas dengan menaiki delman hias dari Boyolangu menuju Watu Dodol.

"Kami juga mengundang diaspora Banyuwangi ke pendopo, ini ajang untuk memperkuat silaturahmi warga Banyuwangi dari berbagai kota di Indonesia dan belahan dunia. Kami ajak kumpul, saling lepas kangen dan berharap bisa saling berbagi dan tukar ide bagaimana memajukan Banyuwangi," kata Bupati Ipuk.

Baca juga: Bupati Banyuwangi optimistis kunjungan wisata meningkat tahun 2024
Baca juga: Menko PMK sebut Wisata Bangsring Underwater jadi contoh desa wisata
Baca juga: Pemkab Banyuwangi adakan sendratari Meras Gandrung untuk tarik wisata
Baca juga: Pemkab Banyuwangi optimalkan promosi wisata lewat media sosial

 

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024