Jakarta (ANTARA) - Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO periode 2023-2027 dalam Konferensi Umum UNESCO Ke-42 di Markas Besar UNESCO, Paris, Prancis, Rabu (15/11).

“Indonesia berkomitmen untuk terlibat aktif dan bekerja sama dengan negara-negara anggota lainnya untuk memastikan kemajuan dan keberlanjutan dalam berbagai bidang yang menjadi fokus UNESCO," kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Prancis, Andorra, Monako Mohamad Oemar dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Oemar yang juga merupakan Delegasi Tetap RI untuk UNESCO ini menyampaikan apresiasi atas dukungan yang terus mengalir tanpa henti dari negara-negara anggota UNESCO untuk Indonesia.

Menurut dia, terpilihnya Indonesia sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO yang ke-8 kalinya sejak bergabung menjadi anggota UNESCO pada tahun 1950 mencerminkan kepercayaan dunia internasional terhadap kontribusi signifikan Indonesia dalam memajukan isu kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, serta komunikasi dan informasi di tingkat global.

Baca juga: 11 benda seni budaya Indonesia diperkenalkan di Kota Paris

"Kami sangat menghargai prinsip-prinsip pluralisme, serta kerja sama multilateral dan internasional yang menjadi kunci keberhasilan dalam menjawab tantangan dunia termasuk meraih tujuan agenda pembangunan berkelanjutan di seluruh area kompetensi yang menjadi mandat UNESCO," tuturnya.

Ia menegaskan, sebagai anggota Dewan Eksekutif, peran Indonesia menjadi sangat penting, mengingat salah satu tugasnya adalah berpartisipasi aktif dalam merumuskan kebijakan dan pengambilan keputusan strategis terkait program-program dan kebijakan UNESCO.

"Dewan Eksekutif memainkan peran krusial dalam mengawasi pelaksanaan program-program UNESCO dan memastikan penggunaan anggaran organisasi berjalan efisien dan efektif sesuai kebijakan yang telah ditetapkan," paparnya.

Selain itu, Dewan Eksekutif juga bertanggung jawab atas implementasi kebijakan yang telah disepakati bersama oleh seluruh negara anggota UNESCO.

Dengan peran yang sangat beragam, Dewan Eksekutif menjadi motor penggerak untuk memastikan bahwa UNESCO dapat mencapai tujuan dan visinya dalam membangun perdamaian melalui kerja sama internasional di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta komunikasi dan informasi.

Baca juga: Kemendikbudristek: Indonesia mendukung pemajuan budaya hingga riset

"Keberlanjutan peran Indonesia sebagai anggota Dewan Eksekutif menunjukkan komitmen Indonesia untuk memimpin inisiatif global demi perubahan positif," ujar dia.

Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan salah satu negara paling beragam, Indonesia terus berkomitmen untuk memajukan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia, mencerminkan sikap proaktif yang berpusat pada persatuan dan saling menghormati di dalam harmoni.

Indonesia berkompetisi dengan delapan negara lain di kawasan Asia-Pasifik dalam memperebutkan enam alokasi kursi Dewan Eksekutif UNESCO, bersama dengan Afghanistan, Australia, Bangladesh, Iran, Kyrgistan, Pakistan, Korea Selatan, dan Sri Lanka.

Setelah bersaing cukup ketat, Indonesia berhasil meraih dukungan suara dari 154 negara, menempati posisi tertinggi kedua di kelompok regional IV.

Selain Indonesia, negara-negara kawasan Asia-Pasifik lainnya yang juga terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif periode yang sama adalah Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka, Korea Selatan, dan Australia. Dalam pemilihan tersebut, terdapat 188 negara anggota UNESCO yang hadir dan hanya 181 Negara yang memenuhi syarat untuk memberikan suara.

Baca juga: UNESCO sebut Indonesia adalah contoh baik pembelajaran sepanjang hayat

Dewan Eksekutif merupakan salah satu dari dua badan pemerintahan terpenting UNESCO setelah konferensi umum. Dewan Eksekutif terdiri atas 58 negara anggota dari enam kelompok regional yang bertindak di bawah wewenang konferensi umum UNESCO.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023