Jakarta (ANTARA News) Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta, Rabu sore, turun tipis delapan poin menjadi Rp9.253/9.258 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.245/9.250. "Turunnya rupiah terhadap dolar relatif kecil, namun ini menunjukkan pasar yang semula positip terhadap rupiah menjadi negatif," kata Analis Valas PT Bank Panin Tbk, Jasman Ginting, di Jakarta, Rabu. Menurut dia, spekulasi beli dolar AS muncul menjelang Ketua Bank Sentral AS (The Fed) memberikan kepastian di depan kongres bahwa pihaknya akan menaikkan kembali suku bunganya yang ke-18 kali. Akibatnya, pelaku pasar memburu dolar AS, namun aksi beli terhadap mata uang asing itu tidak besar, sehingga rupiah mengalami koreksi harga setelah sebelumnya pada sesi pagi sempat menguat, katanya. Rupiah, lanjutnya, kemungkinan sulit untuk bisa kembali dibawah level Rp9.200 per dolar AS, karena sentimen dari pasar internal sepi, sedangkan dari pasar ekternal cenderung menekan mata uang lokal itu. Kondisi itu, menurut dia, juga menekan pasar modal Indonesia, yang ditandai sejumlah saham unggulan mengalami koreksi harga sehingga indeks Bursa Efek Jakarta (BEJ) turun sebesar 0,17 persen, katanya. Namun demikian, sejumlah pasar Asia naik, seperti indeks Nikkei Jepang naik 0,53 persen, indeks Kospi, Korea Selatan naik 0,54 persen, dan indeks S&P/ASX, Australia menguat 0,30 persen, dan indeks Nasdaq di AS naik 0,27 persen. Menurut dia, rupiah ketika pasar dibuka masih berkisar di level Rp9.237 per dolar AS namun secara perlahan arahnya berubah, mulai tertekan hingga di tutup pada sesi sore yang mencapai Rp9.253 per dolar AS. Meski demikian rupiah masih berpeluang untuk bisa menguat, melihat potensi pasar saham Asia cukup baik, terutama dengan membaiknya indeks Nikkei setelah sebelumnya turun tajam, katanya. Ia mengatakan, aktifitas perdagangan pada sesi ini agak lesu, karena pelaku pasar lokal saat ini masih memfokuskan perhatian terhadap korban gelombang laut, tsunami yang menimbulkan korban cukup besar. Kenaikan indeks harga produsen mendorong dolar AS terhadap mata uang utama Asia lainnya naik khususnya terhadap yen sehingga berada di atas level 117 yen, demikian Ginting. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006