Validasi ini diperlukan menyangkut laporan dari masyarakat di mana warga yang sudah meninggal masih terdaftar, atau warga penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS) tidak ada di desa yang dimaksud.
Pati (ANTARA News) - Menteri Pertanian Suswono meminta pemerintah daerah (pemda) mempertahankan lahan pertanian produktif agar tidak mudah dialih fungsikan, terutama lahan pertanian yang mendapatkan irigasi teknis.

"Kami mencatat, beberapa daerah bakal mengalami tekanan dalam hal mempertahankan lahan pertanian produktifnya, seperti di Bekasi, Kerawang, Subang serta daerah lain di Tanah Air," ujarnya saat menghadiri pencanangan model percepatan penerapan teknologi tanaman tebu terpadu di Desa Tambaharjo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Sabtu.

Ia berharap petani juga tidak mudah mengalihkan lahannya, terutama lahan pertanian irigasi teknis, karena nilainya cukup mahal. Lahan pertanian yang dilengkapi irigasi teknis juga membutuhkan investasi yang cukup besar, terutama dalam pembangunan waduk dan jalur irigasinya.

"Petani harus tetap bersemangat dalam mengolah lahan pertaniannya, karena petani akan tetap membanggakan. Jangan khawatir, negara akan tetap memperhatikan para petani," ujarnya.

Ia berharap pemerintah daerah juga berupaya mempertahankan lahan pertanian produktif tersebut melalui peraturan daerah.

Meski demikian, kata dia, masih ada wilayah yang berpotensi dikembangkan untuk tanaman tebu, seperti di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Hambatan dalam penambahan lahan tanaman tebu sekitar 350.000 hektare, juga berdampak pada revisi target produksi gula tahun 2013 semula 4,9 juta ton diturunkan menjadi 2,82 juta ton.

Sementara target produksi gula pada 2014 juga diturunkan menjadi 3,1 juta ton.

Kebutuhan gula pada 2014 sebanyak 3,1 juta ton, berdasarkan asumsi jumlah penduduk di Tanah Air yang mencapai 240 juta jiwa dan konsumsi gula sekitar 12 kilogram per kapita per tahun.

Sementara kebutuhan gula untuk industri dipenuhi lewat impor gula.

Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya penurunan target produksi gula, yakni tidak mulusnya rencana revitalisasi pabrik gula dan pembangunan puluhan pabrik gula baru.

Petani asal Lampung yang ikut hadir dalam pencanangan model percepatan penerapan teknologi tanaman tebu terpadu di Desa Tambaharjo Bambang mengaku luas areal lahan yang bisa ditanami tanaman tebu semakin berkurang.

Pada 2007, katanya, luas lahannya bisa mencapai 9.000 hektare, kini turun hanya 3.600 hektare.

Petani di daerahnya, kata dia, masih kekurangan pupuk bersubsidi, karena yang diterima hanya 20 persen, selebihnya menggunakan pupuk nonsubsidi.

Andi Mapotoba, perwakilan petani asal Sulawesi Selatan, mengakui, masih kekurangan traktor untuk mengolah lahan pertanian serta masih kekurangan stok bibit tanaman tebu unggul.

"Kami berharap, pemerintah bisa membantu sejumlah permasalahan yang dihadapi para petani di daerahnya, terutama kebutuhan traktor dan bibit unggul agar bisa ikut berkontribusi dalam pencapaian target produksi gula nasional," ujarnya.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013