Beijing (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Beijing, China, memperkenalkan tenun Tanimbar dalam sebuah acara di sela-sela Forum ASEAN Ladies Circle (ALC) yang dihadiri para perwakilan dari negara-negara sahabat.

Acara bertajuk "The Beauty of Tenun Tanimbar" itu menjadi upaya untuk melestarikan tenun tradisional asal Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, tersebut.

Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Beijing, Sih Elsiwi Handayani Oratmangun, dalam keterangan tertulisnya pada Jumat mengatakan bahwa tenun Tanimbar adalah kerajinan tradisional yang dilestarikan secara turun temurun.

"Dengan mempromosikan kebudayaan ini, masyarakat Tanimbar, juga KBRI Beijing, terus merayakan warisan budaya mereka dan berkontribusi pada kekayaan budaya Indonesia," kata dia.

Sih Elsiwi, yang juga istri Duta Besar RI untuk China dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, mengatakan bahwa KBRI Beijing bersama DWP akan terus mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat China dan perwakilan negara-negara sahabat.

"Dengan pesona dan karakteristik budaya Indonesia yang beragam, diharapkan acara serupa dapat meningkatkan pemahaman serta keterlibatan publik China akan nilai budaya Indonesia," katanya.

Acara itu dihadiri para anggota Beijing Indonesia Group (BIG) --komunitas masyarakat Indonesia di Beijing-- dan Konselor Departemen Asia serta delegasi wanita Kementerian Luar Negeri China dan para istri duta besar Bahrain, Georgia, India, Uzbekistan, Qatard dan Turkemenistan.

Acara tersebut juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni dan budaya Maluku dan Maluku Utara, seperti tari lenso, tari Amar Dawan Amdasa, tari Tobelo, dan peragaan busana tenun Tanimbar.

Tenun Taninmbar makin dikenal setelah Presiden Joko Widodo memakainya saat menghadiri Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD pada 16 Agustus 2023.

Tenun itu memiliki nilai yang sakral dalam upacara-upacara adat, seperti kematian dan pernikahan, dan bagi masyarakat Tanimbar dianggap sebagai barang berharga.

Dulu tenun Tanimbar dibuat dari serat daun lontar, tetapi masyarakat kemudian menggunakan benang dari kapas agar kain yang dihasilkan lebih tahan lama.

Motif tenun itu bervariasi, seperti gambar tumbuhan, manusia, hewan, perahu, bulan sabit, anak panah dan tulang ikan. Gambar-gambar itu memiliki filosofi tersendiri.

Baca juga: KBRI Beijing: Sertifikat "apostille" percepat urus dokumen publik
Baca juga: KBRI Beijing suguhkan musik dan tari tradisional di konservatorium

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023