Kairo (ANTARA News) - Kondisi keamanan di ibu kota Mesir, Kairo, kondusif hingga Ahad (30/6) malam (Senin dini hari WIB), di hari pertama demo besar pendukung pemerintah dan oposisi anti-Presiden Mohamed Moursi meskipun banyak kalangan termasuk media massa setempat mengkhawatirkannya.

Oposisi memusatkan demo besar di Bundaran Tahrir, pusat kota Kairo, dan pendukung Moursi berkonsentrasi di Bundaran Masjid Rabiah Adawiyah, Kairo Timur.

Helikopter terlihat berputar-putar di atas udara di Bundaran Tahrir dan Rabiah Adawiyah untuk memantau keamanan meskipun pasukan keamanan tidak tampak di sekitar kedua pusat demo tersebut.

Kedua kubu berseberangan tersebut masing-masing mengamankan sendiri posisi demo mereka.

Setiap orang yang masuk ke Bundaran Tahrir diperiksa ketat oleh para pemuda peserta demo, begitu pula tampak di Bundaran Rabiah Adawiyah.

Selain di Bundaran Tahrir dan Rabiah Adawiyah, demo juga digelar di depan Istana Presiden dan Kementerian Pertahanan.

Belum jelas kapan demo itu berakhir, namun kedua pihak tetap bertahan di lokasi demo.

Oposisi di Bundaran Tahri mendesak segera diadakan pemilu dini presiden dan pemilu legislatif, sebaliknya pendukung Moursi di Bundaran Rabiah menolak keras tuntutan tersebut.

"Pemilu anggota legislatif memang sepatutnya segera digelar, namun pemilu presiden tidak masuk akal," kata Saad Katatni, Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan, sayap politik Ikhwanul Muslimin pendukung Moursi.

Katatni merujuk pada keabsahan Presiden Moursi yang terpilih dalam pemilu demokratis pertama tahun lalu.

Pemilu presiden tahun lalu tersebut didahului dengan pemilu legislatif, namun belakangan hasil pemilu legislatif itu dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi karena dianggap tidak konstitusional.

Presiden Moursi pada Desember lalu memutuskan untuk pemilu legislatif sedianya dijadwalkan digelar pada April lalu, namun Mahkamah Tata Usaha Negara mengabulkan gugatan untuk pembatalan rencana pemilu legislatif tersebut.

Sementara itu, kantor pemerintah, toko-toko dan pasar umumnya tidak beraktivitas pada hari pertama demo.

Kedutaan Amerika Serikat dan Kedubes Prancis ditutup pada demo hari pertama, namun Kedutaan Besar RI dan sejumlah Kedubes asing tetap buka, kendati mengimbau warganya untuk waspada.

Kementerian Kesehatan dalam laporan menyebutkan bahwa aksi anakis sempat terjadi di beberapa kota provinsi yang dalam dua hari terakhir tercatat tiga korban tewas dan ratusan orang cedera akibat bentrokan antara pendukung dan anti-Moursi.

Jumlah tewas itu menambah panjang daftar korban menjadi delapan orang dalam sepekan terakhir terutama di provinsi Mansoura, Iskandariya, Zakazik dan Kota Terusan Suez.

Presiden Moursi menuduh kalangan mantan pejabat rezim sebelumnya berada dibalik aksi anarkis tersebut. (M043/M014)

Pewarta: Munawar Saman Makyanie
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013