Jakarta  (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) bekerja sama dengan Sekretariat Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) menggelar pelatihan bertajuk Attaining the Bogor Goals that Ensure Equitable Benefits of Liberalization, demikian siaran pers yang diterima ANTARA News di Jakarta, Senin (1/7).

“Sasaran workshop ini adalah untuk mengkaji sejauh mana APEC berhasil mewujudkan Bogor Goals dan dampaknya bagi ekonomi APEC. Indonesia memiliki kepentingan besar agar realisasi Bogor Goals dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan mengurangi kesenjangan tingkat pembangunan di APEC,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kemendag, Iman Pambagyo.

Kegiatan itu dilakukan di sela-sela rangkaian APEC Senior Official Meeting (SOM) ke-3 yang digelar pada 22 Juni - 6 Juli 2013 di Medan.

Acara tersebut dihadiri lebih dari 100 peserta wakil ekonomi anggota APEC, sektor swasta, akademisi, organisasi internasional dan asosisasi dengan 9 pembicara yang merupakan pakar dari universitas dalam dan luar negeri serta organisasi internasional.

Indonesia mendorong penyelenggaraan workshop sebagai langkah nyata untuk menindaklanjuti salah satu prioritas APEC 2013, yaitu Pencapaian Bogor Goals dibawah tema besar APEC tahun ini, Resilient Asia-Pacific, Engine of Global Growth.

Bogor Goals adalah kesepakatan yang dirumuskan pada pertemuan APEC tahun 1994 di Indonesia untuk mewujudkan keterbukaan perdagangan dan investasi pada tahun 2010 untuk ekonomi maju dan tahun 2020 untuk ekonomi berkembang.

Ketua Komite Perdagangan dan Investasi APEC, John Larkin, dalam sambutannya menghargai inisiatif Indonesia. Menurut Larkin, “prakarsa Indonesia ini menunjukkan bahwa Indonesia memegang peran kepemimpinan yang penting dalam mendorong tercapainya perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka di kawasan Asia Pasifik”.

Dari workshop ini akan dirumuskan rekomendasi-rekomendasi antara lain agar keterbukaan ekonomi selalu dibarengi dengan upaya mengatasi masalah kesenjangan. Guna mendorong keterbukaan itu, perhatian perlu lebih dititikberatkan pada fasilitasi perdagangan, konektivitas dan kebijakan pendukung lainnya.

Keterbukaan akan memberikan manfaat maksimal apabila didukung pula oleh peningkatan fasilitasi, kualitas sumber daya manusia, penguasaan teknologi, inovasi, daya saing dan pembiayaan khususnya bagi UKM, pebisnis pemula, wanita pengusaha dan kalangan yang selama ini terpinggirkan dalam proses integrasi ekonomi APEC.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013