Kami juga yakin Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam penyediaan energi ramah lingkungan di kawasan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, Indonesia mempunyai potensi untuk menjadi Hub Digital Global di kawasan Asia dengan cara rendah karbon.

Hal itu ia sampaikan saat melakukan dialog dengan para CEO Silicon Valley di Kampus Standford University, Palo Alto, Kamis (16/11/2023)

“Kita perlu terus berkolaborasi untuk mengubah Indonesia menjadi Hub Digital Global di Asia, dan kita ingin melakukannya dengan cara yang rendah karbon. Ekonomi digital di Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia, yang sedang tumbuh signifikan," kata Menko Airlangga melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Menurutnya, Indonesia dan ASEAN saat ini merupakan pasar yang sangat potensial dalam pengembangan ekonomi digital.

Seperti diketahui, total populasi ASEAN mencapai lebih dari 640 juta orang dan pengguna Internet telah menyentuh 480 juta orang. Pada tahun 2023, nilai ekonomi digital ASEAN diproyeksikan mencapai Nilai Barang Dagangan Bruto sebesar 218 miliar dolar AS, dan Indonesia adalah kontributor terbesar di ASEAN yang akan mencapai sekitar 130 miliar dolar AS pada tahun 2025.

Sebagai Ketua ASEAN 2023, Indonesia juga telah mampu memperkuat fondasi perekonomian ASEAN melalui beberapa program prioritas perekonomian, salah satunya adalah percepatan perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) sebagai strategi untuk mempercepat transformasi ekonomi digital di kawasan.

Pertumbuhan nilai ekonomi digital ASEAN diprediksi akan terus meningkat hingga mencapai 2 triliun dolar AS pada tahun 2030 dengan implementasi DEFA.

“Kami juga yakin Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam penyediaan energi ramah lingkungan di kawasan,” ujar Menko Airlangga.

Indonesia tidak hanya kaya akan mineral penting seperti nikel, tembaga, bauksit, dan pasir silika, yang semuanya diperlukan untuk bahan baterai. Indonesia juga mempunyai potensi energi bersih yang signifikan dalam hal pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, dan tenaga surya, dengan perkiraan potensi sebesar 3.600 gigawatt (GW).

Dengan demikian, Indonesia dinilai akan mampu menjadi tempat pengembangan teknologi digital seperti Data Center yang ramah lingkungan.

Dalam pertemuan yang sama, Menko Airlangga juga menyampaikan kabar terbaru ekonomi global yang mana prospek pertumbuhan ekonomi global direvisi turun menjadi 3,0 persen pada 2023 dan 2,9 persen pada 2024.

Inflasi yang tinggi dan pengetatan likuiditas masih akan memberikan tekanan pada kondisi keuangan global. Melambatnya pertumbuhan Tiongkok dan meningkatnya ketegangan geopolitik akan memperlambat kinerja perdagangan dunia. Kondisi ini yang perlu terus diwaspadai dan diantisipasi oleh seluruh dunia usaha.

Namun di tengah situasi ketidakpastian dan perlambatan global, fundamental perekonomian Indonesia masih baik dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dibandingkan negara lain. Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan sekitar 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut dan yang terbaru pada kuartal III tahun 2023 masih tumbuh 4,94 persen.

Tingkat pertumbuhan ini disertai dengan tingkat inflasi yang terkendali di level 2,56 persen di bulan Oktober 2023 dan membaiknya indikator-indikator sosial. Laporan Outlook Ekonomi dari IMF terbaru memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5 persen pada 2023 dan 2024.

“Berbicara masa depan berarti kita akan membahas dua hal utama yaitu terkait dengan digitalisasi dan dekarbonisasi. Kita menyadari bahwa saat ini revolusi industri 4.0 telah mendisrupsi banyak aktivitas perekonomian. Ada Artificial Intelligence (AI), Robotisasi, ChatGPT yang bisa mendisrupsi pekerjaan manusia," pungkasnya.

Baca juga: Airlangga: Total penyaluran KUR capai Rp204,17 T per 6 November 2023
Baca juga: RI-India buka peluang baru dalam peningkatan keseimbangan perdagangan

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023