Gaza (ANTARA) - Puluhan warga Palestina tewas dalam serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza pada Jumat (17/11), menurut sumber keamanan Palestina.

Sedikitnya 18 orang tewas dalam sebuah serangan udara Israel pada Jumat pagi waktu setempat di sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.

Sementara setidaknya 11 orang lainnya tewas dalam serangan udara Israel yang berbeda di sebuah area permukiman di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, kata sumber keamanan Palestina yang enggan disebutkan namanya.

Selain itu, puluhan korban luka juga dilaporkan menyusul serangan udara dan artileri Israel ke Gaza City dan Rafah, bagian paling selatan Jalur Gaza, menurut sumber itu.

Sementara itu, layanan komunikasi dan internet di Jalur Gaza sepenuhnya terputus sejak Kamis (16/11) hingga berdampak negatif terhadap keefektifan layanan ambulans.   
 
 Orang-orang terlihat di antara puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan pada 15 November 2023. (Xinhua/Yasser Qudih)  


Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa 26 dari 35 rumah sakit telah sepenuhnya berhenti beroperasi, dan hanya ada sembilan rumah sakit yang beroperasi secara parsial akibat pengeboman Israel dan menipisnya stok bahan bakar.

Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa mereka tidak dapat merespons ratusan panggilan telepon untuk bantuan dan evakuasi korban yang terluka atau mereka yang terjebak di bawah reruntuhan.

Daerah kantong yang terkepung itu juga mengalami krisis bahan bakar yang sangat esensial untuk mengoperasikan generator listrik dan peralatan penyelamat.

Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, lebih dari 12.000 warga Palestina tewas dan sekitar 30.000 lainnya terluka sejak dimulainya konflik Israel-Hamas pada 7 Oktober.

Kantor media tersebut juga melaporkan bahwa setidaknya 3.750 orang, termasuk 1.800 anak, masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023