Pada akhirnya, exit sebuah perusahaan tidak hanya berdampak ke pendiri dan investornya, tapi juga semua karyawan yang terlibat di dalamnya....
Jakarta (ANTARA) - Founding Partner Kopital Ventures Fandy Cendrajaya menekankan pentingnya aspek berkelanjutan bagi perusahaan rintisan atau startup supaya investor dan pendiri (founder) sama-sama diuntungkan.

Menurut dia, intuk dapat tumbuh secara berkelanjutan, sejumlah strategi di antaranya dapat dilakukan melalui proses manajemen dan startup exit.

"Pada akhirnya, exit sebuah perusahaan tidak hanya berdampak ke pendiri dan investornya, tapi juga semua karyawan yang terlibat di dalamnya. Jadi, harus ada strategi yang mengutamakan keberlangsungan jangka panjang,” ujar Fandy dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

Baca juga: UI buka pendanaan produk inovasi dan startup 2024

Umumnya, ada empat strategi exit yang paling sering menjadi pilihan utama para pemangku kepentingan di dunia startup, di antaranya adalah menjual perusahaan startup kepada perusahaan lain atau akuisisi dan mencatatkan saham startup di bursa saham umum agar bisa diperjualbelikan oleh masyarakat umum atau IPO.

Strategy exit selanjutnya yaitu membeli saham dari pemegang saham lain atau buyout dan bergabung bersama entitas bisnis lain atau merger.

Namun, terlepas dari strategi yang dipilih, keberlanjutan atau sustainability merupakan elemen penting agar founder dan investor sama-sama untung, sehingga bisnis akan tetap berkembang hingga ke depan tanpa keterlibatan mereka.

Seiring dengan berkembangnya skala sebuah perusahaan startup, cepat atau lambat akan ada anggota pendiri atau investor yang keluar dari bisnis tersebut demi menghasilkan keuntungan.

Tercatat Indonesia masuk dalam jajaran negara yang memiliki jumlah startup terbanyak di dunia.

Pada data Startup Ranking per 14 Juni 2023, terdapat 2.482 startup di Indonesia. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia berada di peringkat keenam dunia, mengalahkan Jerman dan Prancis.

Baca juga: Broom resmi bermitra dengan startup AI asal Singapura 6Estates

Namun, di tengah banyaknya pertumbuhan jumlah startup di Tanah Air per 2023 secara bersamaan, banyak investor yang semakin selektif mengucurkan dana.

Menurut data laporan kolaborasi Google, Temasek, dan Bain and Company bertajuk e-Conomy SEA 2023, nilai investasi ke startup di Indonesia turun sebesar 87 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada semester I 2023.

Nilainya turun dari 3,3 miliar dolar AS menjadi hanya 400 juta dolar AS atau sekitar Rp6,3 triliun (asumsi kurs Rp15.757 per dolar AS).

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023