Yerusalem (ANTARA News) - Ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE), Javier Solana, pada hari Rabu menyerukan penyelesaian segera konflik dengan aksi kekerasan di Timur Tengah, sementara itu Israel meneruskan serangan gandanya di Gaza dan Libanon. Dalam lawatan keduanya ke kawasan itu dalam beberapa hari terahir ini, Solana --yang mantan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)-- menemui Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni, untuk membahas upaya antar-bangsa mengahiri pertempuran antara negara Yahudi tersebut dengan pejuang Hizbullah, yang sudah berlangsung delapan hari. Solana mendesak mereka, yang mungkin memunyai pengaruh, membantu menyelesaikan persoalan itu, merujuk pada Iran dan Suriah, yang mendukung Hizbullah, dengan menyatakan mereka harus melakukannya cepat, segera, sekarang. "Setiap hari berharga," katanya. Sebagai prasyarat penyelesaian diplomatik apa pun, Israel menuntut pembebasan dua serdadunya, yang ditawan Hizbullah, dan satu lagi, yang disekap pejuang Palestina, penerapan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa 1559 dan penghentian serangan roket. Solana mengecam penculikan serdadu itu oleh pejuang Hizbullah, yang disebutnya "mutlak tidak dapat diterima". Livni seusai pertemuan itu menyatakan Israel terlibat dalam kegiatan diplomatik dan ketentaraan, tapi menolak merinci. "Kami melakukan kegiatan diplomatik sejalan dengan tindakan tentara," kata Livni kepada wartawan. "Semakin tentara melemahkan Hizbullah, semakin mudah bagi Israel dan masyarakat antarbangsa menerapkan Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1559 dan melucuti Hizbullah," katanya. Resolusi 1559, seperti ikutannya 1680, menyeru penarikan seluruh pasukan asing dari Libanon, pelucutan semua pejuang dan penempatan tentara Libanon, bukan Hizbullah, di perbatasan Israel. Solana dan Ketua Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso, menyatakan bahwa mendukung gagasan pengiriman pasukan perdamaian ke wilayah panas itu dan sejumlah negara Eropa Bersatu siap menyumbang. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006