Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas memastikan sistem seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang telah diterapkan berdasarkan pengenalan wajah dapat menangkal praktik kecurangan dengan menggunakan joki.

"Saya kira tidak bisa (kecolongan joki), karena sistem kita sudah tanpa jeda dan seluruh peserta yang ikut tes langsung di layar, di luar langsung seluruh orang tua bisa melihat hasil tesnya," kata Azwar Anas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Azwar mengatakan hal itu guna menanggapi kasus penggunaan joki dalam seleksi CPNS di Lampung beberapa waktu lalu.

Baca juga: Menpan RB pastikan tes CASN transparan-akuntabel

Azwar mengatakan dengan sistem pengenalan wajah, maka praktik kecurangan dengan menggunakan joki dalam seleksi CPNS tidak bisa dilakukan.

"Di layar itu langsung ada face recognition (pengenalan wajah). Begitu duduk, akan mengerjakan soal, yang pertama dicek adalah langsung face recognition; cocok nggak. Nah, di Lampung, langsung kelihatan begitu nggak cocok. Wah, langsung kelihatan," tuturnya.

Dia mengatakan seleksi PNS tahun 2023 luar biasa. Dari 572 ribu formasi yang disiapkan Pemerintah, terdapat 2,9 juta calon PNS yang mendaftar. Hal itu, menurut Azwar, menunjukkan antusiasme masyarakat ingin mengabdi kepada bangsa dan negara Indonesia.

Baca juga: Kemenpan RB akan serahkan anugerah pelayanan publik 2023

"Begitu juga seleksi jaksa, dari kurang lebih dari 7.000 formasi, yang mendaftar 173 ribu pendaftar. Di KPK juga sama dan ini paling besar, dari 214 yang dibuka formasinya, yang mendaftar 173 ribuan," jelas Azwar.

Dia menegaskan bahwa negara memberikan kesempatan yang sama kepada semua warga negara untuk bisa melamar sebagai CPNS maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

"Di mana seluruh tesnya, begitu mengerjakan, (hasilnya) langsung bisa dilihat di layar dan tanpa jeda. Sehingga, tidak ada satu pun yang bisa membantu dan semua warga negara punya hak yang sama, baik itu seleksi diplomat, seleksi jaksa, maupun seleksi yang lain," tegas Azwar.

Baca juga: Praktik joki tes CPNS dicegah secara berlapis

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Haryomo Dwi Putranto menambahkan sistem pengenalan wajah dapat memastikan bahwa peserta CPNS yang masuk ke ruangan merupakan peserta asli sesuai data dalam Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil negara (SSCASN).

Terkait kasus joki CPNS di Lampung, Haryomo mengatakan pelakunya sudah ditangkap dan diserahkan ke pihak berwajib.

"Jadi, yakinlah bahwa tidak ada lagi joki-joki yang bisa menaruh (menggantikan) orang lain; karena kami menyeleksi orang untuk bisa ikut tes itu mulai beberapa lapisan. Sehingga, kalau pun ada joki, maka sekali lagi bisa kami tangkap," ujarnya.

Menurut Haryomo, baik pelaku pengguna joki maupun joki itu sendiri juga otomatis mendapat sanksi yakni tidak dapat mendaftar CPNS lagi di kemudian hari.

Baca juga: ITB belum pastikan joki CPNS kejaksaan di Lampung adalah mahasiswinya

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga, Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023