Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menargetkan vaksinasi rabies di Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat mencapai 70 persen menyusul jumlah korban meninggal yang semakin meningkat hingga 11 orang per 15 November 2023.

"Vaksin itu sebetulnya baru bisa direalisasi sekitar 17 persen, karena jumlah vaksinnya masih terbatas, yang kedua biaya operasional untuk melakukan vaksinasi tinggi, oleh sebab itu kita harapkan nanti targetnya, untuk NTT vaksinasi bisa di atas 70 persen sehingga tercapai herd immunity," kata Muhadjir dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya segera memastikan ketika vaksinasi sudah terdistribusi, 70 persen anjing yang ada di NTT sudah divaksin. Selain itu, Muhadjir juga menyebutkan bahwa saat ini sudah tersedia vaksin dalam bentuk pil atau oral.

"Kebetulan sekarang ada jenis vaksin yang lebih mudah yaitu dalam bentuk pil, oral, nanti bisa dikamuflase, dimasukkan ke dalam makanan-makanan hewan, utamanya untuk anjing," ujar dia.

Ia menegaskan, vaksinasi besar-besaran di NTT akan segera dilakukan di bawah kendali dan koordinasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga: Menko PMK: BNPB segera bentuk satgas darurat rabies di NTT

Baca juga: Satgas: Korban meninggal akibat rabies di TTS naik jadi lima orang


Adapun menurut Muhadjir, kasus rabies ini sebelumnya sudah banyak terjadi di Bali, tetapi berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), korban yang meninggal sangat kecil karena vaksinasi sudah berjalan sangat baik.

"Karena Pak Menkes Budi sudah merekomendasikan bahwa untuk rabies ini jangan melakukan pendekatan kuratif, atau setelah tergigit baru diobati, tetapi sebaiknya yang menggigit atau si pembawa rabies itu, yang terlebih dahulu harus dicegah melalui vaksinasi," tuturnya.

Sebelumnya, pada Bulan Agustus 2023 Pemerintah Australia juga telah memberikan 400 ribu dosis vaksin rabies kepada Pemerintah Indonesia di Denpasar, Bali.

Dari 400 ribu dosis vaksin itu, 200 ribu dosis digunakan di Bali, sedangkan 200 ribu dosis lainnya digunakan untuk memerangi wabah rabies di Timor Barat, dimana vaksin sudah dimulai sejak 20 Juli 2023.

"Australia bangga mendukung respons rabies Indonesia, yang menargetkan wabah rabies langsung," kata Konsul-Jenderal Australia Anthea Griffin.

Sementara itu, Pemerintah Kota Kupang, NTT pada Bulan Agustus 2023 juga telah menyiapkan 5.000 dosin vaksin anti rabies untuk vaksinasi anjing peliharaan milik warga di 51 kelurahan se-Kota Kupang dalam mencegah terjadinya penularan penyakit rabies.

"Upaya pencegahan terjadinya penularan penyakit rabies terus dilakukan Pemerintah Kota Kupang dengan melakukan pemberian vaksin anti rabies terhadap hewan peliharaan milik warga," kata Kepala Bidang Veteriner Dinas Pertanian Kota Kupang Provinsi NTT Yappy Manafe.

Baca juga: WHO serukan kesetaraan kesehatan di NTT

Baca juga: Kota Kupang siapkan 5.000 dosis vaksin cegah penularan rabies

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023