Bandung (ANTARA News) - Para pengungsi yang tidur di tenda-tenda darurat maupun di bangunan sekolah dan balai desa kawasan bencana tsunami di Kabupaten Ciamis, Jabar, meminta bantuan selimut, sehubungan sudah tiga hari tidur kedinginan dengan penutup badan seadanya. "Kami tiduran di lantai atau di atas tikar tenda darurat, dinginnya minta ampun tidak bisa teratasi oleh selimut dari kain sarung," kata Mardi (45) pengungsi yang tinggal di sebuah tenda darurat di Sidomulih, Kecamatan Pangandaran kepada ANTARA, Kamis. Keluhan sama diungkapkan oleh Nt Rasti (45), Didin (30), Aun (45), Halid (50) yang tersebar di beberapa titik pengungsi. Bahkan beberapa di antara para pengungsi di sana banyak yang tidak membawa kain sarung, sehingga terpaksa menunggu kebaikan dari pengungsi lainnya. Para mengungsi mengaku terpaksa tidur di tengah hawa dingin pengungsian. Mereka meminta agar pemerintah melalui Posko Satlak PBA Tsunami Kabupaten Ciamis agar segera memberikan selimut karena mereka sangat membutuhkannya. "Kita mengungsi bukan sehari dua hari ini saja, tapi mungkin berminggu-minggu. Saya belum berani pulang ke rumah, trauma dengan kejadian tempo hari," kata Aun warga asal Pamugaran Kecamatan Sidomulih, yang mengalami luka-luka di kaki dan kedua lengannya. Sementara itu, sebagian pengungsi mengaku sudah tiga hari tidak ganti pakaian karena rumah mereka hancur atau tidak sempat pulang. "Sejak saya tergulung air laut, basah kuyup hingga saat ini belum ganti pakaian. Sudah agak gatal memang, tapi yang lain sama-sama tidak punya banyak persediaan pakaian," kata Liman, pengungsi asal Pamugaran lainnya. Para pengungsi mengharapkan bantuan selimut dan pakaian juga diperhatikan, terutama untuk bayi, anak-anak dan orang tua. Terutama sekali, bagi mereka yang tidur di tenda-tenda darurat yang dibangun seadaanya, katanya. Mengenai pasokan bantuan makanan, para pengungsi mengakui masih belum maksimal. Beberapa pengungsi yang tidur di tenda-tenda darurat yang dibangun oleh para pengungsi banyak yang tidak mendapatkan bantuan. "Kami terpaksa harus menyusul ke Posko Satlak PBA di Pangandaran atau kantor kecamatan dengan memperlihatkan KTP," kata Ian, pengungsi di salah satu mesjid di kawasan Sidomulih. Sementara itu, menurut beberapa pengungsi, mereka masih akan bertahan di pengungsian meskipun beberapa pengungsi mengaku rumahnya masih utuh. Namun demikian mereka mengaku tidak berniat untuk pindah ke lokasi lain. Saat ini para pengungsi korban tsunami ditampung di 34 titik pengungsian di enam kecamatan di Pantai Selatan Kabupaten Ciamis yakni di Pangandaran sepuluh titik dengan pengungsi 18.800 orang, Kecamatan Cimerak 7 titik (10.789), Cijulang tujuh titik (2.715), Kalipucang tiga titik (2.725) dan Sidamulih lima titik (5.740). Bupati Ciamis, Engkon Komara, menyebutkan semua camat di lokasi bencana di Pantai Selatan Kabupaten Ciamis telah ditugaskan untuk mengurusi para pengungsi. Menurut rencana, Bupati juga akan mengaktifkan para pengungsi sendiri untuk melancarkan proses distribusi bantuan. "Secara umum bantuan tersalurkan, meskipun kendala masih tetap ada. Kita targetkan dalam seminggu ini tanggap darurat bisa dibereskan dan semuanya dipastikan berjalan lancar dan efektif," kata Engkon Komara. (*)

Copyright © ANTARA 2006