Dongguan (ANTARA) - Direktur Utama Huawei Liang Hua mengungkapkan perusahaannya telah membantu mewujudkan konektivitas 90 juta orang di daerah terpencil hampir di 80 negara.

"34 dari negara-negara itu masuk daftar 46 negara miskin di dunia menurut PBB," kata Liang di Dongguan, provinsi Guangdong, China, pada Selasa, dalam acara "Sustainability Forum 2023"  menyampaikan capaian Huawei membangun infrastruktur komunikasi di berbagai negara.

"Infrastruktur digital seperti konektivitas dan daya komputasi, sama pentingnya seperti infrastruktur fisik misalnya jalan raya dalam mendorong pembangunan sosio-ekonomi bagi generasi mendatang. Infrastruktur komunikasi ini ini sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan," tambah Liang.

Dengan demikian, transisi digital di banyak industri menjadi semakin cepat sehingga mendorong integrasi ekonomi digital dan sektor riil secara lebih mendalam, sambung dia.

Mengutip laporan badan PBB untuk teknologi informasi (ITU), dia menyatakan berkat perluasan jangkauan jaringan global, kini hanya 5 persen penduduk dunia atau 400 juta orang, yang tinggal di wilayah tanpa jaringan seluler.

"Namun masih terdapat kesenjangan penggunaan besar karena banyak orang yang memiliki jangkauan internet masih belum menggunakan Internet. Pada akhir September 2023, hampir 2,6 miliar orang, atau sekitar 33 persen populasi dunia, belum pernah menggunakan Internet," ungkap Liang.

Kebanyakan dari mereka berasal dari negara-negara berkembang atau masyarakat pedesaan.

Baca juga: Presiden Xi Jinping serukan gencatan senjata segera di Gaza

Liang mengatakan Huawei akan terus membangun infrastruktur komunikasi yang lebih kuat untuk mempercepat transformasi digital dan cerdas di seluruh industri.

Dia kemudian menunjuk Ghana sebagai contohnya di mana Huawei dengan pemerintah setempat berkolaborasi menyediakan layanan komunikasi dan data kepada 3,5 juta orang di 172 wilayah pedesaan sehingga meningkatkan konektivitas dari 83 persen menjadi 95 persen.

Selanjutnya di Provinsi Yunnan, China barat daya, peningkatan infrastruktur dan teknologi digital mendukung pengembangan model bisnis baru di kota Heshun, melalui proyek pariwisata cerdas. 

Proyek itu meningkatkan pendapatan daerah pada 2022 sebesar 5,6 persen menjadi 34,8 miliar yuan.

"Bersama dengan mitra global seperti UNESCO dan Close the Gap, mendorong inklusi digital yang lebih luas melalui inisiatif 'TECH4ALL' misalnya lewat program 'Seeds for the Future' untuk melatih keterampilan digital dan mendorong inklusi teknologi," papar Liang.

Hingga akhir 2022, TECH4ALL telah membantu lebih dari 220 ribu orang, termasuk guru dan siswa dari lebih dari 600 sekolah.

Acara itu juga dihadiri secara virtual oleh profesor dari Universita Columbia AS yang juga Presiden "United Nations Sustainable Development Solutions Network", Jeffrey Sachs.

Sachs mengatakan tiga tujuan utama "Sustainable Development Goals" adalah mengentaskan kemiskinan, inklusi sosial dan menyediakan lingkungan yang sehat.

Baca juga: Dalam rapat virtual BRICS, Presiden Xi dukung Palestina merdeka

"Namun negara-negara di dunia gagal mencapai tiga tujuan tersebut, bahkan pada 2015 krisis iklim makin parah, jarak yang miskin dan kaya semakin dalam hingga kehancuran keanekaragaman hayati," kata Sachs.

Alasan pertama, kata dia, adalah kondisi geopolitik.

"Saya menyalahkan negara saya sendiri, Amerika Serikat, berperan dalam hal ini. Kita sekarang menghadapi dua perang, yaitu Ukraina dan Palestina-Israel karena kesalahan arah geopolitik yang malah membuang-buang uang miliaran dolar AS," kata Sachs.

Alasan kedua adalah bagaimana memadukan tujuan menghilangkan kemiskinan dengan tetap melindungi alam.

"Hal ini hanya bisa dilakukan dengan inovasi teknologi, menggunakan teknologi dengan cara baru misalnya dengan sumber listrik yang lebih ramah lingkungan karena itu Huawei dan perusahaan tekonologi lain bisa membuat invoasi 'smart energy' yang akhirnya memberikan solusi bagi masalah kesehatan, layanan perbankan, penyediaan pendidikan dan lainnya," jelas Sachs.

Sachs berharap "kapasitas Huawei yang luar biasa dalam bidang 5G, infrastruktur, sistem dan lainnya dapat dimanfaatkan dengan program berskala besar seperti Inisiatif Sabuk dan Jalan".

Sachs menilai Huawei sudah membuka jalan menuju solusi penerapan teknologi yang dikombinasikan dengan pendanaan.

Baca juga: China mau ajukan proposal damai tolak pemindahan paksa warga Palestina
 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023