EPAA percaya bahwa Indonesia adalah 'macan pembayaran' baru di Asia Tenggara
Jakarta (ANTARA) - CEO Emerging Payments Association Asia (EPAA) Camilla Bullock mengatakan Indonesia menjadi kekuatan pembayaran baru di kawasan Asia Tenggara dengan ekosistem fintech yang bertumbuh pesat.

“EPAA percaya bahwa Indonesia adalah 'macan pembayaran' baru di Asia Tenggara," kata Camilla dalam acara peluncuran hasil riset "Exploring Payments in Indonesia: An Industry Outlook" di Jakarta, Rabu.

EPPA mencatat sejumlah fakta yang menunjukkan kekuatan pertumbuhan industri pembayaran baru di Indonesia seperti jumlah penyelenggara fintech di Indonesia tumbuh signifikan dari tahun 2016 sebanyak 24 fintech menjadi 366 fintech pada 2022.

Jumlah penyelenggara terbanyak berupa pinjaman daring atau online lending sebanyak 102 penyelenggara, diikuti DFI 84 penyelenggara, pembayaran digital atau digital payment 39 penyelenggara.

Selain itu, laporan “FinTech in ASEAN 2022: Finance, reimagined” yang diterbitkan oleh UOB, PwC dan Singapura Fintech Association (SFA) pada 2022 menunjukkan bahwa pendanaan ke fintech di Indonesia sebesar 33 persen dari total pendanaan terbesar di Asia Tenggara.

Hal itu menjadikan Indonesia sebagai negara tertinggi kedua di kawasan ini setelah Singapura, yang menerima 43 persen dari total pendanaan ke negara tersebut.

"Fintech di Indonesia mendominasi lanskap pendanaan di Asia Tenggara melebihi negara-negara lain di kawasan ini," ujar Camilla.

Camilla mengatakan, dengan pertumbuhan pembayaran baru di Indonesia yang kuat dengan ekosistem fintech yang dinamis, lingkungan peraturan yang mendukung, landasan perbankan dan keuangan yang stabil, serta potensi dalam melayani masyarakat yang belum memperoleh layanan perbankan, pertumbuhan eksponensial akan segera terjadi.

Adapun, EPPA bekerja sama dengan Bank Sampoerna telah meluncurkan Laporan EPAA yang mengungkap peluang tersembunyi Indonesia pada industri pembayaran global.

Laporan komprehensif itu, berdasarkan survei kuantitatif dan kualitatif serta wawancara dengan para pemimpin lembaga pembayaran dan eksekutif dari lembaga fintech dan keuangan terkemuka.

Laporan tersebut memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perspektif dan wawasan yang membentuk industri pembayaran di Indonesia, memberikan wawasan berharga mengenai tantangan, peluang, dan arah masa depan dari sektor dinamis ini yang akan bermanfaat bagi para pemimpin lembaga pembayaran global.

Baca juga: DOKU: Sektor pembayaran harus kreatif ciptakan kemudahan
Baca juga: Bank Indonesia memperluas pembayaran digital lewat Festival QRISATE
Baca juga: Riset Visa: Dompet digital menjadi metode pembayaran favorit gen Z

 

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023