Magelang (ANTARA News) - Hempasan gelombang pasang air laut psca-gempa (tsunami) di Kabupaten Kebumen pada Senin (17/7) petang yang mengakibatkan kerusakan berbagai fasilitas di kawasan pantai selatan Provinsi Jawa Tengah itu sedikit-dikitnya menimbulkan kerugian senilai Rp27 miliar. Kepala Bidang Informasi dan Pameran Badan Informasi Komunikasi dan Pengelolaan Data Elektronik Pemda Kabupaten Kebumen, Adi Nugroho, yang dihubungi ANTARA News per telepon dari Magelang (Jateng), Kamis, menyatakan bahwa kerugian itu lantaran rusaknya sejumlah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) diperkirakan mencapai Rp11,507 miliar. Sedangkan, menurut dia, kerusakan perahu-perahu nelayan, jaring penangkap ikan dan gudang mesin sekira Rp10,877 miliar, sarana dan prasarana di sejumlah objek wisata pantai sekira Rp4,6 miliar. Selain itu, katanya, kerusakan warung milik warga pantai di Kebumen menggelar dagangan, terutama makanan dan minuman, nilai kerugiannya sekira Rp515 juta. Ia menjelaskan, tsunami yang menerkang sejumlah pantai di Kebumen mengakibatkan 419 perahu rusak berat, 132 rusak ringan dan 55 hilang. Selain itu, katanya, 102 unit mesin perahu hilang, 29.586 jaring penangkap ikan milik nelayan rusak dan 51 gudang tempat penyimpan mesin perahu rusak serta 103 warung porak-poranda. Korban meninggal dunia, menurut dia, 10 orang, sedangkan korban hilang sebanyak 16 orang, dan luka-luka 24 orang. Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kebumen, dikatannya, telah mengajukan bantuan kepada Pemerintah Pusat untuk penanganan korban tsunami di daerah itu. "Kalau dana yang dari APBD II untuk mencukupi kebutuhan penanganan korban bencana dalam masa darurat ini, sedangkan untuk rehabilitasi kami minta bantuan pusat," katanya. Pemda Kabupaten Kebumen juga mengajukan bantuan kepada Pemda Provinsi Jateng untuk jatah hidup (jadup) korban tsunami selama sebulan bagi 2.202 warga. "Mereka belum bisa bekerja normal, seperti sebagai nelayan dan pedagang di pantai, sehingga butuh bantuan jatah hidup sampai bisa bekerja normal lagi," demikian Adi Nugroho. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006