minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus turun 15 sen menjadi 101,09 dolar per barel pada perdagangan sore, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Agustus turun delapan sen ke posisi 105,46 dolar.
Singapura (ANTARA News) - Harga minyak merosot di perdagangan Asia Jumat karena investor terus mengamati situasi Mesir sementara juga menunggu data pekerjaan AS yang bisa memberikan petunjuk pada saat Federal Reserve (The Fed) akan mengakhiri program stimulus yang sangat besar, kata para analis.

Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus turun 15 sen menjadi 101,09 dolar per barel pada perdagangan sore, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Agustus turun delapan sen ke posisi 105,46 dolar.

Pasar AS ditutup untuk liburan Hari Kemerdekaan pada Kamis. Demikian diberitakan AFP.

Perdagangan lambat hari ini karena investor melihat ke data pekerjaan AS Jumat sebagai tanda ketika stimulus kemungkinan mulai meruncing," kata Kelly Teoh, ahli strategi pasar pada IG Market, di Singapura kepada AFP.

Departemen Tenaga Kerja minggu ini mengatakan klaim baru untuk kompensasi pengangguran, sinyal dari laju PHK, turun ke posisi 343.000 dalam pekan yang berakhir Jumat lalu, 5.000 di bawah pekan sebelumnya.

Berita itu menunjuk ke arah hasil yang positif untuk angka payrolls non-pertanian. Namun sementara hasil yang kuat akan menunjukkan peningkatan dalam ekonomi AS yang bisa juga sebagai sinyal The Fed akan mulai menurunkan skema pembelian obligasi 85 miliar dolar per bulan lebih awal.

Risiko kerusuhan berkepanjangan di Mesir setelah tentara menggulingkan dan menahan Presiden Mohamed Moursi, terus mendukung harga minyak, kata analis.

Pasar secara cermat memantau situasi Mesir di tengah mobilisasi rakyat menentang Presiden Mohamed Moursi setelah ia diberikan ultimatum oleh tentara untuk menyetujui "tuntutan rakyat" atau menghadapi solusi yang dipaksakan.

Bentrokan pecah pada Rabu antara kelompok pendukung dan penentang Presiden Moursi. Beberapa pejabat teras pemerintahan Moursi telah mengundurkan diri dalam beberapa hari terakhir ini.

Krisis telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang terganggunya pasokan minyak, kata Andy Lebow, wakil presiden senior derivatif energi pada Jefferies Bache.

Ini termasuk Terusan Suez dan Sumed Pipeline, yang melalui Mesir dan memiliki kapasitas untuk kapal sekitar 2,5 juta barel minyak per hari atau sekitar 2,7 persen dari konsumsi harian global.

Selain itu, ada juga risiko perselisihan di Mesir, meski bukan sebagai eksportir utama minyak mentah, kemungkinan bisa menyebar ke negara-negara lain, kata Lebow.

(S004)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013