Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Pakar geopolitik dari Pusat Penelitian Center for Geopolitics and Geostrategy Studies Indonesia (CGSI) Andi Widjajanto memetakan potensi kerawanan yang perlu diantisipasi Indonesia pada 2024 untuk menjaga ketahanan nasional.

“Kalau dari sisi risiko, selalu siapkan skenario terburuk, lalu cari langkah mitigasi,” kata Anggota Dewan Pakar CGSI Andi Widjajanto di sela seminar nasional geopolitik dan geostrategi di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) 2022-Oktober 2023 itu mengungkapkan kerawanan pertama yang terjadi secara global yakni keberlanjutan pemulihan COVID-19 yang diperparah dengan perang Rusia dengan Ukraina dan saat ini perang Israel dengan Hammas.

Selain masalah rantai pasok terutama untuk komoditas strategis seperti energi dan pangan, dengan munculnya konflik Israel-Hammas, menambah problematika yakni masalah teror yang terafiliasi dengan kelompok keras di Timur Tengah.

“Itu sangat berkolerasi positif dengan eskalasi Israel-Hammas yang ada di Palestina,” ucapnya.

Kerawanan kedua yakni terkait tekanan ekonomi global akibat persaingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dengan masing-masing inisiatif berbeda yakni AS dengan Kemitraan Indo Pasifik dan Inisiatif Belt and Road dari China.

Yang ketiga, lanjut dia, kerawanan akibat penurunan demokrasi yang terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Ia mengungkapkan ketertarikan demokrasi di Tanah Air bisa optimal apabila Pemilu 2024 berada dalam koridor demokrasi antara semua kandidat termasuk koridor yang ada di tangan pemerintah dan penyelenggara Pemilu.

Ada pun sejumlah indikator yang ikut mempengaruhi demokrasi Tanah Air yang sebelumnya sempat mewarnai di antaranya politik identitas, media sosial, hoaks hingga ujaran kebencian.

“Itu masih berlanjut sampai sekarang, bukan fenomena Indonesia saja tapi global. Tapi untuk demokrasi, itu kendalinya ada di negara masing-masing untuk kembali ke koridor demokrasi,” katanya.

Selain potensi kerawanan tersebut, kompetisi strategis antarnegara adidaya juga diperkirakan mendominasi berbagai momentum pada 2024 di antaranya transisi kekuasaan dengan adanya Pemilu di sejumlah negara.

Ada pun Pemilu pada 2024 dijadwalkan berlangsung di Taiwan, kemudian Indonesia, Iran, Rusia, Ukraina, India, Korea Selatan dan pemilu di Amerika Serikat.

Berbagai forum multilateral di bidang politik dan ekonomi akan menjadi instrumen bagi negara adidaya untuk memperkuat pengaruh di lingkup global.

Untuk itu, ia memaparkan mengatasi regresi demokrasi, stagnasi ekonomi, serta memitigasi kerawanan strategis menjadi aspek kunci bagi Indonesia.
Baca juga: CGSI nilai diplomasi digital berperan tekan dampak krisis geopolitik
Baca juga: Schroder sebut kondisi geopolitik global pengaruhi minat investor
Baca juga: Mantan Menlu: Pergeseran geopolitik peluang ASEAN pimpin dialog


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023