Jika skorsing ini tidak dicabut pada September, Kamerun tidak akan dapat bermain di kualifikasi Piala Dunia
Yaounde (ANTARA News) - Federasi Sepak Bola Kamerun (FECAFOOT) pada Jumat mengkritik badan sepak bola dunia FIFA, setelah mereka dikenai skorsing sementara tidak bisa mengikuti semua kompetisi akibat masalah pemerintahan.

Juru bicara FECAFOOT Junior Binyam kepada AFP mengatakan, skorsing itu "sangat disayangkan" dan akan menghancurkan prospek para pesepak bola muda, termasuk para permain terbaik yang ingin bermain di luar negeri.

"Jika seorang pesepak bola muda Kamerun dimainkan oleh klub seperti Arsenal, ia tidak akan dapat pergi sebab federasi Kamerun tidak akan memberikannya sertifikat transfer internasional," katanya seperti dikutip AFP.

Kamerun semestinya bermain melawan Gabon pada Sabtu di putaran kualifikasi Piala Afrika namun sekarang pertandingan itu tidak akan dimainkan karena ada skorsing.

"Jika skorsing ini tidak dicabut pada September, Kamerun tidak akan dapat bermain di kualifikasi Piala Dunia," tambah Binyam.

"Kami hanya bisa berharap komite normalisasi akan mulai bekerja tanpa hambatan, maka skorsing itu dapat dicabut."

FIFA pada Kamis mengatakan pihaknya untuk sementara menskors FECAFOOT dari kompetisi internasional karena adanya "intervensi pemerintah."

Keputusan itu keluar sepekan setelah pemilihan ulang presiden federasi, Iya Mohamed, dinyatakan batal setelah ia dipenjarakan akibat dugaan penyalahgunaan dana.

FIFA mengatakan bahwa Kamerun, yang bersaing untuk mendapatkan tempat di putaran final Piala Dunia 2014, tidak diizinkan bermain di semua kompetisi selama masa skorsing.

Hukuman itu akan dicabut hanya ketika otoritas Kamerun mengizinkan komite khusus untuk menjalankan FECAFOOT dan dapat menyelesaikan masalah ini tanpa hambatan.

Komite yang anggotanya akan ditunjuk oleh FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF), akan bekerja untuk merevisi statuta FECAFOOT dan menyelenggarakan pemilihan ketua baru sejak saat ini sampai 31 Maret tahun depan.

Penerjemah: Rauf Andar

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013