Jakarta (ANTARA) - Tenaga ahli Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Ronald Monoach mengatakan Bawaslu berkolaborasi dengan media digital melalui Meta untuk tindakan pencegahan dan pengawasan terkait berlangsungnya pemilu agar bisa menyaring konten negatif maupun disinformasi.
 
"Meta meluncurkan portal khusus pelaporan untuk Bawaslu jadi ada tim khusus yang bahkan dilatih Meta, saat proses berjalan ada disinformasi atau konten yang tidak benar setelah verifikasi akan sampaikan ke meta, artinya proses lebih cepat," kata Ronald dalam acara pelatihan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bersama Meta dengan tema Bijak Bersuara di Jakarta, Kamis.
 
Ronald mengatakan, Meta telah membantu Bawaslu dalam hal kolaborasi mencegah beredarnya isu dan konten negatif terkait pelaksanaan Pemilu yang akan berlangsung pada bulan Februari 2024.
 
Dengan kolaborasi ini Bawaslu juga mengambil peran edukasi, penyebaran informasi dan nilai-nilai sebagai lembaga yang bertugas sebagai pengawasan di lapangan dan berhubungan dengan masyarakat.

Baca juga: KPI imbau lembaga penyiaran siarkan konten netral dukung Pemilu Damai
 
Bawaslu juga mendorong masyarakat berperan aktif dalam membantu menghadirkan suasana pemilu yang aman dengan berbagai inovasi baik secara konvensional maupun secara digital dengan aplikasi yang memudahkan masyarakat melapor.
 
"Yang digital ada aplikasi "Jarimu Awasi Pemilu" jadi semua bisa bergabung di situ, bisa belajar literasi kepemiluan, ada juga aplikasi Sigap Lapor,ada ruang diskusi yang bisa edukasi literasi kepemiluan," katanya.
 
Ronald juga menambahkan, Bawaslu secara aktif juga menyebarkan edukasi tentang pemilu dengan cara yang lebih inovatif, menarik dan dekat dengan anak muda melalui channel di aplikasi WhatsApp.
 
Dengan hadirnya channel kolaborasi dengan Meta ini ia juga berharap Bawaslu dapat memberikan edukasi yang spesifik dan menyebarkan semangat pencegahan tanpa batas di komunitas umum.
 
Sementara dalam ranah konvensional, Bawaslu mendirikan Kampung Pengawasan Partisipatif di mana warga di sana bisa berdiskusi menjadi forum tersendiri dan bisa menyasar ke segala usia dalam menyebarkan edukasi kepemiluan.
 
"Tidak hanya 16 tahun ke atas pemilih pemula, kita sampai ke anak sekolah, jadi pencegahannya bukan jangka pendek tapi jangka panjang untuk menciptakan generasi muda yang punya etika, norma, value dan profesional dewasa dalam berdemokrasi," kata Ronald.
 
Selain itu, Bawaslu juga menerapkan konsep "branding" di ruang publik seperti transportasi umum untuk mengedukasi tentang pemilu aman, dan mendorong pihak terkait lainnya untuk berkolaborasi melawan disinformasi di media sosial
 
Ia pun memberikan saran bagi masyarakat yang mendapat informasi tidak valid, untuk langsung mencari informasi yang benar melalui lembaga otoritas seperti portal KPU dan Bawaslu, dan segera melaporkan ke Bawaslu melalui aplikasi dan media sosial.

Baca juga: Mahasiswa DKI dilibatkan untuk awasi konten negatif jelang Pemilu 2024

Baca juga: TII sebut KPU perlu perbanyak konten politik untuk anak muda

Baca juga: Kemenkominfo perkuat kolaborasi tangkal konten negatif Pemilu 2024

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023