Bandung (ANTARA News) - Sedikitnya 50 persen wisatawan asing yang sudah berencana mengunjungi Jawa Barat membatalkan rencananya, menyusul bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami yang melanda kawasan pantai selatan Jabar, demikian Ketua Perhimpunan Hotel Berbintang Bandung, Frank JT Wattimena. Usai mengikuti jumpa pers mengenai persiapan Jawa Barat Travel Exchange (JTC) di Bandung, Kamis, Frank mengatakan peristiwa gempa dan tsunami di pantai selatan Jabar sangat berdampak bagi dunia usaha pariwisata, termasuk perhotelan di Bandung. "Kami memang memiliki kerjasama dengan agen dan biro travel wisata negara-negara yang ada di kawasan Eropa, Asia, Amerika dan sejumlah negara lainnya. Namun sejak terjadinya bencana tsunami di pantai selatan, banyak biro perjalanan itu membatalkan pengiriman wisatawan ke Jabar," katanya. Menurut dia, pemberitaan sejumlah media massa yang cenderung terlalu membesar-besarkan bencana tsunami membuat wisatawan asing ketakutan. "Informasi yang tersiar di luar negeri antara lain menyebutkan bahwa bencana alam tsunami baru-baru ini telah meluluhlantakkan seluruh Pulau Jawa, sehingga calon wisatawan ketakutan untuk berkunjung ke Jabar," katanya. Sehubungan dengan itu pihaknya sangat mendukung upaya Pemerintah Propinsi Jabar, terutama Disbudpar Jabar yang akan membangun media center khusus untuk informasi kepariwisataan. Hal senda dikatakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bandung, Edy Rahmat. Menurut Edi, bencana tsunami yang cenderung diinformasikan secara berlebihan membuat anggota PHRI di Bandung kehilangan tamu, karena sebagian besar wisatawan asing membatalkan kunjungannya ke Jabar. "Kami berharap pemerintah segera membangun citra objek wisata, khususnya Pangandaran, karena meski Pangandaran bukan tujuan utama, namun adanya pemberitaan tsunami yang bombastis membuat wisatawan asing enggan datang ke Jabar," ujarnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006