Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan telah menyiapkan Politeknik Statistika STIS sebagai pusat pembelajaran dqn pengembangan usai lembaga tersebut ditunjuk sebagai regional hub big data dan data sains (Regional Hub on Big Data dan Data Science) untuk kawasan Asia Pasifik.

"Kami siapkan berbagai fasilitas, termasuk fasilitas untuk memberikan pembelajaran," kata Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi di Jakarta, Jumat.

Menurut Imam, Politeknik Statistika STIS juga telah menerapkan kurikulum untuk pengembangan big data, sehingga hal itu dapat dimanfaatkan dengan baik.

"Kurikulum ini bisa kita ajarkan, baik kepada peserta negara-negara lain, maupun untuk peserta kementerian, lembaga dan pemerintah daerah," katanya.

Imam menambahkan ditunjuknya Indonesia sebagai regional hub big data dan data sains oleh United Nations (UN) harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dan diharapkan bisa melengkapi dan memperkaya statistik resmi yang akan dihasilkan oleh BPS.

UN Global Platform sebelumnya mengembangkan empat regional hub for big data yang berada di Brasil, China, Rwanda, dan Uni Emirat Arab selama tahun 2020 dan 2021. Kemudian regional hub for big data yang berada di China rencananya ditingkatkan menjadi UN Global Center.

Pada sidang ke-54 di United Nations Statistical Commission pada 22 Februari hingga 3 Maret 2023 di New York, Indonesia menyatakan dukungannya terhadap upaya China untuk meningkatkan regional hub menjadi UN Global Center.

Pada momen yang sama, Indonesia menyampaikan kesiapan diri membentuk regional hub for big data untuk menggantikan posisi China.

Baca juga: BPS ditunjuk sebagai regional hub big data dan data sains Asia Pasifik
Baca juga: Kepala BRIN sebut SPBE bisa dukung kehadiran "big data"
Baca juga: KKP siapkan "ocean big data" dukung ekonomi maritim berkelanjutan


 

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023