Jakarta (ANTARA News) - PT Adhi Karya Persero Tbk, BUMN yang bergerak di bidang jasa konstruksi, kembali mengincar proyek di Timur Tengah setelah sebelumnya memenangi proyek pembangunan Hotel Shangrila di Qatar. "Kita memang tengah mengincar proyek-proyek di Timur Tengah karena peluangnya sangat besar," kata Direktur Utama PT Adhi Karya, Saiful Imam, kepada wartawan di Jakarta, Kamis. Menurut dia, sisa waktu enam bulan masih memberi waktu yang cukup untuk mendapatkan proyek-proyek di Timur Tengah, namun dia menolak untuk menyebutkan proyek yang diincarnya itu. "Nanti kalau sudah jadi baru saya umumkan," katanya. Ia mengatakan, proyek di Timur Tengah menyumbang laba cukup besar untuk tahun 2006. Apabila target Rp90 miliar maka dari Timur Tengah setidaknya dapat menyumbang Rp10 miliar. Pada tahun 2006 ini PT Adhi Karya juga berhasil memenangi tender proyek pembangunan jalan kereta api di India senilai Rp1 triliun untuk jangka waktu tiga tahun. Menurutnya, untuk proyek di Timur Tengah ini rencananya tidak terlalu besar, cukup dibawah Rp1 triliun namun untuk tahun 2007 mungkin baru berani di atas Rp1 triliun. Salah satu yang ditawarkan PT Adhi Karya di Timur Tengah adalah teknologi pembangunan rumah susun, bangunan komersial bertingkat (high risk commercial building), dan pembangunan rumah sakit. Menurutnya, keuntungan mengikuti tender di Timur Tengah tidak usah mengkhawatirkan sumber dananya karena sudah disediakan berdasarkan modal yang dimiliki. Dengan demikian dengan memenangi tender tersebut perusahaan justru berhasil membawa dana dari luar negeri. Meski mengincar luar negeri dari rencana pendapatan sebesar Rp4,1 triliun terbesar masih dari dalam negeri dan berasal dari proyek-proyek pemerintah sebesar 60 persen. Pendapatan yang ditargetkan untuk tahun ini lebih besar dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp3,1 triliun. Mengenai rencana memperkuat permodalan PT Adhi Karya telah mengusulkan untuk right issue akan tetapi belum mendapatkan persetujuan dari pemerintah. Sesuai peraturan kepemilikan pemerintah harus tetap 51 persen. "Kalau kita bisa right issue sampai Rp600 miliar maka secara potensial perusahaan bisa mendapat pinjaman Rp1,2 triliun," ucapnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006