Jakarta (ANTARA) - Huawei memperkuat kemitraan dengan International Telecommunication Union (ITU) melalui program beasiswa ITU Generation Connect Young Leadership Programme sebagai upaya turut mendorong penetrasi teknologi digital secara lebih luas, serta mencetak pemimpin-pemimpin baru masa depan.

“Infrastruktur digital generasi mendatang, seperti konektivitas dan daya komputasi, memiliki peran yang sama pentingnya dalam kemajuan sosial-ekonomi dengan program pembangunan infrastruktur fisik, seperti jalan raya. Infrastruktur digital generasi baru akan menjadi pilar penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan bagi seluruh warga," kata Direktur Utama Huawei Dr. Liang Hua saat menyampaikan informasi tersebut pada Huawei 2023 Sustainability Forum seperti dikutip dari siaran resmi di Jakarta, Sabtu.

Huawei meyakini bahwa pengembangan talenta digital adalah kunci untuk inovasi teknologi masa depan. Sebagai tindak lanjut dari komitmennya dalam Koalisi Digital Partner2Connect (P2C) yang diusung oleh ITU, Huawei mengumumkan bahwa inisiatif yang diusungnya mampu menghadirkan konektivitas bagi 90 juta warga di daerah terpencil di hampir 80 negara di dunia.

Informasi itu disampaikan sekaligus sebagai laporan progres pertama Huawei sejak bergabung dengan koalisi tersebut tahun lalu.

Baca juga: Huawei resmikan Asia Pacific Seeds for the Future 2022

Menurut Liang, komputasi adalah mesin utama yang menggerakkan produktivitas dalam perekonomian digital. Pembangunan infrastruktur komputasi yang dilakukan sedini mungkin akan membantu mempercepat transisi digital di berbagai industri dan mendorong integrasi yang lebih kokoh antara ekonomi digital dan ekonomi riil.

"Hal ini dapat mendorong stabilitas pertumbuhan ekonomi global dan terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan," kata Liang.

Pendaftaran untuk program beasiswa akan dibuka pada awal tahun depan dan berlangsung selama tiga tahun. Setiap tahun, sebanyak 30 anak muda berwawasan maju berusia 18-28 tahun dari seluruh dunia akan menjadi penerima manfaat dalam proyek-proyek tersebut untuk mendorong kemajuan.

Direktur Telecommunication Development Bureau ITU Dr. Cosmas Luckyson Zavazava menjelaskan bahwa inisiatif yang digalang oleh ITU bersama Huawei diharapkan akan menjadi wadah pembelajaran bagi generasi muda, berkontribusi, dan menjadi pemimpin masa depan di dunia digital.

"Pemanfaatan digital merupakan prasyarat mutlak untuk mengakselerasi tercapainya SDGs. Kami ingin kaum muda turut mendorong perkembangan ekosistem digital global dan memberikan kontribusi transformatif. Apresiasi kepada Huawei atas kemitraan yang luar biasa ini, dan kami berharap segera akan terlihat dampak nyata dari proyek inovatif ini yang dirasakan secara global," kata Cosmas.

Koalisi Digital P2C yang diluncurkan oleh ITU mendorong konektivitas yang penuh nilai dan transformasi digital secara global dengan memprioritaskan warga yang tinggal di lokasi-lokasi terpencil di dunia, maupun wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh akses digital. Huawei menandatangani komitmen global tersebut tahun lalu dengan gol untuk menghadirkan konektivitas bagi sekitar 120 juta orang di daerah terpencil di lebih dari 80 negara di tahun 2025.

Hingga saat ini, Huawei telah membuka sebanyak 2.066 kesempatan pelatihan di negara mitra P2C pertama ITU yakni Kamboja bekerja sama dengan kementerian dan universitas setempat.

Baca juga: Huawei serukan penguatan kolaborasi penuhi kebutuhan talenta digital

Baca juga: Huawei luncurkan program "Seeds for the Future" di Botswana

Baca juga: Huawei Luncurkan Program Fellowship Bersama ITU, Langkah Maju Menuju Terwujudnya Inklusi Digital

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023