Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyampaikan bahwa gempa bumi yang terjadi pada Minggu pukul 15.21 WIB di tenggara Halmahera Utara, Maluku Utara, disebabkan oleh deformasi batuan dalam slab Lempeng Laut Maluku.

BMKG awalnya melaporkan gempa bumi yang berpusat di koordinat 1,37 Lintang Utara dan 128,00 Bujur Timur, sekira 19 km tenggara Halmahera Utara, pada kedalaman 120 km tersebut bermagnitudo 5,2 tetapi kemudian memperbarui parameternya menjadi 4,9.

Daryono mengatakan bahwa gempa bumi tersebut tergolong gempa bumi menengah dan menurut hasil analisis mekanisme sumber memiliki mekanisme pergerakan mendatar turun.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Menurut dia, gempa bumi tersebut dirasakan di daerah Halmahera Timur pada skala intensitas II MMI, getarannya dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.

Berdasarkan pemantauan BMKG, ia mengatakan, sampai Minggu pukul 15.45 WIB tidak ada aktivitas gempa bumi susulan setelah gempa bumi yang terjadi pada pukul 15.21 WIB.

Warga yang berada di daerah sekitar pusat gempa bumi diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa bangunan tempat tinggal untuk memastikan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Baca juga:
Gempa bermagnitudo 5,2 guncang tenggara Halmahera Utara
BMKG: Gempa M6,6 guncang barat laut Halmahera Barat

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023