Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan gelaran R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) bakal menghasilkan kesepakatan bersama dari para pemuka agama dalam upaya penyelesaian konflik di seluruh dunia.

"Tapi di balik itu ada yg lebih detail berupa kesepakatan tentang langkah bersama yang konkret," ujar Yahya saat membuka gelaran R20 ISORA di Jakarta, Senin.

R20 ISORA merupakan gelaran pertemuan antara para pemuka agama dunia, sebagai tindak lanjut dari rangkaian G20 di Bali beberapa waktu lalu. Gelaran R20 ISORA diinisiasi PBNU.  

Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu mengatakan akan ada aksi strategis yang dihasilkan dalam pertemuan atau muktamar tersebut. Para pemuka agama yang hadir, kata dia, adalah mereka yang tidak hanya bersinggungan dengan umat.  

Tetapi, para pemuka agama yang memiliki akses kepada pejabat-pejabat pemerintahan negaranya masing-masing. Sehingga, hasil pertemuan untuk menciptakan perdamaian dunia bisa menjadi pesan untuk disampaikan.  

"Seperti NU ini, kan, berpengaruh bukan hanya punya pengaruh pada warga, petani, dan lain-lain, tapi kita ini kan juga punya pengaruh pada pejabat-pejabat," kata dia.

Menurutnya, salah satu persoalan yang akan dibahas yakni mencegah supaya agama tidak dijadikan alasan atau pembenar untuk mengobarkan konflik identitas.

Persoalan yang terjadi di berbagai belahan dunia seperti di Palestina, kata dia, harus dipandang dari sisi kemanusiaan. Tetapi, agama harus didorong sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan tersebut.

"Konflik di Gaza Palestina, konflik-konflik yang lain yang terjadi di tepian Sahara, di Eropa, dan sebagainya, para pemimpin agama ini kita ajak berembuk, berdiskusi, apa tindakan nyata yang bisa dilakukan bersama-sama," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan perang dan pembantaian terang-terangan yang terjadi pada era modern saat ini sangat tidak masuk di dalam nalar dan nurani.

"Sungguh tidak masuk di nalar, sungguh tidak masuk di dalam nurani kita, di dunia yang super modern sekarang ini masih terjadi perang dan pembantaian secara terang-terangan," kata dia.

Presiden Widodo menegaskan apa yang terjadi di Palestina adalah praktik pembantaian secara terang-terangan yang merenggut nyawa warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.

Dia menegaskan tragedi kemanusiaan di Palestina tidak bisa ditolerir sedikitpun.

Baca juga: Ketua PBNU berharap ISORA membuahkan aksi nyata penyelesaian konflik

Baca juga: Presiden: Perang dan pembantaian di era modern tidak masuk nalar

Baca juga: PBNU undang tokoh Yahudi hadiri ISORA desak Israel hentikan agresi

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023