Yogyakarta (ANTARA) - Festival musik "Ngayogjazz" pada tahun 2023 kembali digelar. Puluhan musisi dari genre musik jazz tampil apik dibalut kreativitas dan modernisasi dengan berbagai nuansa etnik.

Ajang tahunan ini memang dikenal dengan mengedepankan konsep dan kearifan nilai-nilai lokal khas Yogyakarta yang unik. Festival Musik "Ngayogjazz" 2023 yang dilangsungkan di Dusun Gancahan, Desa Sidomulyo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Sabtu (18/11), ini berhasil menyedot perhatian ribuan penikmat musik dari  berbagai kota di Indonesia maupun wisatawan asing.

Tema yang diusung dalam pergelaran "Ngayogjazz" 2023 itu adalah "Handarbeni Hangejazzi".  "Handarbeni Hangejazzi", diambil dari bahasa Jawa, yakni "handarbeni" yang berarti merasa memiliki, ikut bertanggung jawab, menjaga, melestarikan dan melindungi apa yang dimiliki tersebut. Sedangkan "hangejazzi", dalam hal ini adalah kata-kata yang disematkan dengan konteks kolaborasi dan pertunjukan dalam berbagai bentuk bernuansa jazz.

Pada ajang musik Ngayogjazz 2023 terdapat empat panggung besar tempat para musisi tampil. Panggung-panggung itu juga menggunakan kosa kata bahasa Jawa,  yakni Panggung Hangayomi (mengayomi), Panggung Hanresnani (mencintai), Panggung Hanyengkuyung (mendukung), dan Panggung Hamengkoni (melindungi) Mldspot Stage Bus.

Dari keempat stages ini, salah satu panggung yang ramai dikunjungi para penonton baik masyarakat lokal, maupun turis mancanegara adalah Panggung Hamengkoni.

Di panggung inilah Mldjazzproject All Stars -- grup musik jazz jebolan ajang Mld Jazz Project -- tampil memukau berkolaborasi dengan penyanyi Eva Celia. Penampilan Mldjazzproject dan Eva Celia menyedot perhatian masyarakat penikmat musik yang hadir di Yogyakarta.   Panggung Hamengkoni Mldspot Stage Bus dipadati penonton. 

Mereka turut bernyanyi sepanjang penampilan.  Bersama Eva Celia -- putri dari musisi Indra Lesmana-Sophia Latjuba -- itu, Mldjazzproject All Stars membawakan tujuh lagu. 

Di sela-sela pergelaran "Ngayogjazz" 2023 di  Dusun Gancahan, Desa Sidomulyo, itu, perwakilan Mldspot, Andrianto W Nuswanto menjelaskan bahwa tema "Ngayogjazz" ini sejalan dengan visi dan misinya, yakni konsistensi dalam berpartisipasi mendukung keberagaman musik jazz di Indonesia.

"Di sini, Mldspot mengenalkan jazz sebagai genre musik yang muda, asyik, seru dan dapat dinikmati semua kalangan. Malam ini pun bisa dilihat, jazz bisa merakyat dan penggemarnya saat ini juga sudah banyak generasi muda," katanya.

Beberapa lagu yang dibawakan antara lain Morning Coffee, Dahulu, Prahara Cinta, Fix You (Coldplay), Kala Senja, Electric dan musisi legendaris Chrisye.

Dengan konsep yang segar dan unik ini, Mldspot menyulap sebuah bus menjadi "stage performance" di area terbuka lengkap dengan peralatan musiknya, sehingga membuat interaksi dengan penonton lebih intim.

Suasana malam terlihat semakin syahdu saat para penonton menyalakan lampu ponsel mereka sambil melambai-lambaikan tangan mengiringi alunan musik jazz yang dilantunkan.

"Kami sangat bahagia bisa tampil, energi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya memang terasa hangat dan menyenangkan," kata Windy, vokalis Mldjazzproject. Apalagi, dengan konsep Mld Stage Bus itu, ia jadi merasa sangat dekat dengan penonton.

Kolaborasi malam itu dirasakannya sangat spesial, karena proses latihan yang singkat namun dapat tampil dengan maksimal membawakan musik-musik jazz yang menghibur, 


"Perkawinan" genre

Eva Celia juga mengapresiasi penyelenggaraan Mldspot dalam ajang "Ngayogjazz" 2023 itu. Antusiasme penonton yang luar biasa membuat dirinya bersemangat untuk menyajikan penampilan yang apik, terlebih ini merupakan penampilan perdananya di "Ngayogjazz". Suasana perdesaan yang asri semakin menambah unik konsep Mldspot Stage Bus yang dihadirkan oleh Mldspot.

Meski namanya "Ngayogjazz", sejumlah musisi penampil di acara ini tidak melulu membawakan musik jazz. Beberapa dari musisi "mengawinkan" genre jazz dengan pop, alternative/indie, rock, hingga keroncong.

Sejumlah "line-up" musisi yang tampil di Ngayogjazz pun beragam. Mereka adalah musisi lokal yang berasal dari berbagai daerah di Yogyakarta dan kota-kota sekitarnya, seperti Totok Tewel, Petik Cantik Nusantara, Kartabaya, Sinten Remen, Trie Utami, Trenggalek, Jazztilan Ponorogo, Kretek Beats, Etawa.

Lalu, FJazzC, WinterBreeze (Jazz Ngisoringin Semarang), Sirkus Barocks x Iksan Skuter, Monday feat Tevy (Solo Jazz Society), Kemizan Jazz Malang, Novan, TheBluemate (komunitas Jazz Magelang), dan beberapa lainnya.

Selain itu, "Ngayogjazz" juga menghadirkan sejumlah musisi profesional dan ternama dari mancanegara, seperti PeliPe Jazz Activity, Huaton Dixie, Boteco Quintet, Samy Thiebault. Kemudian, Felipe Cabrera, KOEN the guitar band, Kevin Yosue Quarter, Tom van der Zaal Quartet, dan lain-lain.

Selain musik dan kesenian, salah satu hal yang ditunggu-tunggu para penikmat musik dan festival di Ngayogjazz adalah Pasar Jazz. Dalam setiap pergelaran "Ngayogjazz", Pasar Jazz selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Berbagai lapak yang sebagian berasal dari warga desa sekitar menyajikan berbagai kebutuhan para penonton Ngayogjazz, mulai dari jajanan berupa makanan dan minuman yang menggugah selera, pernak-pernik dan merchandise sebagai oleh-oleh, dan banyak lainnya.

Sejak "Ngayogjazz" digelar pertama kali pada 2007, festival ini dipercaya memiliki daya tarik tersendiri karena selalu diadakan di berbagai desa sebagai venue pertunjukan. Antusiasme para pengunjung yang menonton dan berkunjung ke festival ini selalu tinggi dari tahun ke tahun.

Sejarahnya, "Ngayogjazz" merupakan perkembangan festival musik jazz yang sudah terbentuk sejak lama. Sebelum Ngayogjazz, ada Festival "Jazz Gayeng" yang sudah diadakan sejak 2001. Barulah enam tahun kemudian, "Ngayogjazz" muncul dengan konsep yang sangat unik.

Ngayogjazz selalu melibatkan warga desa sebagai mitra kerja (stakeholders). Tujuannya, yakni mengeksplorasi desa sebagai ruang berkesenian dan juga mengelaborasi pertunjukan seni tradisional dengan jazz.

Hal ini menjadi sesuatu hal yang baru, ketika masyarakat penikmat musik, musik jazz khususnya, bisa datang ke desa dan melihat pertunjukan yang sangat berkelas.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2023